Ratusan Miliar Dana Kartu Prakerja Tidak Tepat Sasaran, DPR Sebut Evaluasi Program Gagal

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 27 Mei 2022
Ratusan Miliar Dana Kartu Prakerja Tidak Tepat Sasaran, DPR Sebut Evaluasi Program Gagal
Ilustrasi program Kartu Prakerja (ANTARA/HO-dok pri)

MerahPutih.com - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan penyaluran bantuan program Kartu Prakerja yang tidak tepat sasaran sebesar Rp 289,5 miliar.

Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mengatakan, pelaksana gagal melakukan evaluasi saat program pelatihan Kartu Prakerja dihentikan sementara tahun 2020 silam.

Selain itu, temuan BPK semakin menguatkan rekomendasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sempat meminta agar program Kartu Prakerja dihentikan. Proses evaluasi yang dijanjikan pemerintah terhadap program ini ternyata tidak menemukan hasilnya.

Baca Juga:

Airlangga Harap Kartu Prakerja Pulihkan Perekonomian

"Dulu program pelatihan dihentikan alasannya untuk evaluasi, lalu ada rekomendasi KPK agar program ini dihentikan, jawaban dari pemerintah sama akan melakukan evaluasi. Berjalan hingga kini tervalidasi jika proses perbaikan terhadap program ini tidak berjalan," kata Kurniasih Mufidayati dalam keterangannya, Jumat (27/5).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengingatkan agar catatan-catatan dari lembaga penegak hukum dan auditor pemerintah tidak dianggap angin lalu.

Pasalnya, kata Kurniasih, bagi program yang dianggarkan hingga Rp 20 triliun ini, adanya dana yang tidak tepat sasaran hingga ratusan miliar mengindikasikan jika pengelolaan program ini carut-marut.

"BPK bisa menindaklanjuti temuan ini dengan melibatkan penegak hukum apakah ada unsur kerugian negara di dalamnya? Sebab ini tidak main-main, kita sedang menggunakan anggaran negara dalam kondisi sulit," ujarnya.

Baca Juga:

87 Persen Peserta Kartu Prakerja Baru Pertama Ikut Pelatihan

"Hati-hati menggunakan anggaran sementara rakyat terus ditarik berbagai iuran, kenaikan pajak hingga kenaikan harga bahan pokok," sambung Kurniasih.

Kurniasih mengungkapkan, pihaknya sejak lama meminta program Kartu Prakerja dihentikan total kemudian dilakukan evaluasi menyeluruh. Menurutnya, program yang baik tanpa pelaksanaan yang baik dampaknya hanya akan menghamburkan anggaran.

"Persoalan Kartu Prakerja ini tak pernah selesai mulai dari platform pelatihan yang menimbulkan conflict of interest dengan perusahaan staf ahli presiden waktu itu," ujarnya.

Selain itu, kata Kurniasih, masalah lain yakni temuan KPK, banyaknya joki Kartu Prakerja, pengawasan yang tidak maksimal karena program ini di bawah Menko Perekonomian yang secara pengawasan di DPR tidak spesifik.

"Dan kini muncul temuan anggaran tidak tepat sasaran yang melibatkan dana sangat besar," tutup legislator dari Dapil Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri ini. (Pon)

Baca Juga:

Pemerintah Buka Program Kartu Prakerja Gelombang 23, Dibutuhkan 500 Peserta

#Kartu Prakerja #BPK
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Bagikan