Ratusan Jasad Anggota ISIS Menunggu Pemulangan dari Libya

Yohannes AbimanyuYohannes Abimanyu - Minggu, 23 Juli 2017
Ratusan Jasad Anggota ISIS Menunggu Pemulangan dari Libya
Seorang anggota Badan Anti Terorisme Irak (CTS) berdiri di samping Mesjid Agung al-Nuri yang hancur di Kota Tua Mosul, Irak, Kamis (20/7). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thaier Al-Sudani)

MerahPutih.com - Ratusan jasad militan asing masih disimpan di ruang pendingin selama tujuh bulan setelah pasukan Libya mengalahkan ISIS di kota pesisir Sirte, kata para pejabat setempat.

Sementara penguasa bernegosiasi dengan pemerintah-pemerintah lain untuk memutuskan apa yang akan dilakukan terhadap jasad tersebut.

Jasad tersebut, telah dikirim ke Misrata, sebuah kota yang terletak agak ke sebelah barat yang pasukannya memimpin pertempuran untuk mengalahkan ISIS di Sirte pada Desember.

Mengizinkan jasad-jasad itu dipulangkan ke negara-negara seperti Tunisia, Sudan dan Mesir akan sensitif bagi pemerintah-pemerintah yang terkait. Dengan demikian mereka akan mengetahui berapa banyak warganya yang pergi bertempur di Irak, Suriah dan Libya.

"Tim kami telah memindahkan ratusan jasad," kata seorang anggota unit kejahatan terorganisasi Misrata yang mengurusi jasad-jasad itu kepada Reuters. Wajahnya ditutup agar tak diketahui identitasnya demi alasan keamanan.

"Inilah operasi utama kami yang membuat kami mengawetkan jasad-jasad itu, dokumen dan memotret mereka dan juga mengambil sampel DNA." Unit kejahatan itu menyatakan pihaknya menunggu keputusan dari Kejaksaan Agung, yang melakukan pembicaraan dengan pemerintah-pemerintah asing mengenai pengembalian jasad-jasad tersebut.

IS sekarang telah dikalahkan di benteng utamanya di kota Mosul, Irak, dan berada di bawah tekanan di basisnya di kota Raqqa, Suriah. Tetapi di saat puncak kendali teritorialnya, organisasi itu menarik orang-orang dari Timur Tengah, Afrika Utara dan Eropa ke jajaran pimpinannya.

Di Tunisia sendiri, para pejabat mengatakan lebih 3.000 warganya pergi bertempur di Suriah, Irak dan Libya. Orang-orang Tunisia yang dilatih di kamp-kamp militan di Libya melancarkan dua serangan terhadap para turis asing pada 2015 yang merusak industri pariwisata vital Tunisia.

IS menguasai Sirte pada 2015, mengambil keuntungan dari perseteruan antara faksi-faksi bersenjata Libya dan menggunakan kota itu sabagai pangkalan. Dari kota itu IS menyerang ladang-ladang minyak dan kota-kota lain di dekatnya.(*)

Sumber: ANTARA

#ISIS #Libya #Konflik Suriah #Konflik Timur Tengah
Bagikan
Ditulis Oleh

Yohannes Abimanyu

Wonderful Indonesia, Pesona Indonesia dan pesona gw adalah satu
Bagikan