Fashion
Raksasa Retail Fesyen Kekinian Dunia Dikabarkan Gulung Tikar
BERDIRI sejak tahun 2004, salah satu merek penyedia pakaian terbesar asal Inggris ini dikatakan hampir bangkrut. Demi memperbaiki keuangannya, hampir 40 gerai yang merek ini terpaksa ditutup yang berefek pada sekitar 19 ribu karyawannya.
1. 11 Toko Topshop di Amerika Serikat ditutup
Telah berdiri selama satu dekade, akhirnya kini Topshop gulung tikar. Perusahaan berbasis fesyen asal Inggris ini menutup 11 tokonya di Amerika Serikat yang berlokasi di New York, Los Angeles, Miami, dan Chicago.
Arcadia Group, retailer fesyen yang terdiri dari Topshop, Topman, Dorothy Perkins, Miss Selfridge, Wallis, dan Evans and Burton menyatakan bangkrut.
Dilansir dari businessinsider.sg, juru bicara Topshop mengatakan bahwa mereka akan tetap melanjutkan bisnisnya lewat pelayanan online dan toko partner mereka seperti Nordstorm.
2. 23 Toko diperkirakan akan ditutup di Inggris
Selain Amerika Serikat, dikatakan bahwa Sir Philip Green selaku pemilik dari Arcadia Group juga menutup 23 gerai miliknya yang tersebar di seluruh Inggris. Diperkirakan, hal ini akan menyebabkan 520 orang akan kehilangan pekerjaan mereka.
3. Persaingan dengan online shop
Arcadia Group mengatakan bahwa perusahaan telah melihat angka penjualan yang semakin menurun. Ini disebabkan oleh banyaknya saingan dari toko online seperti Asos dan Boohoo. Juga brand besar fesyen cepat sejenis Topshop seperti Zara, H&M, serta Primark.
Semakin cepatnya perpindahan tren di dunia fesyen juga yang menjadi penyebab utama penurunan angka penjualan. Menurut gerai Arcadia Group yang memiliki angka penjualan tertinggi, terdapat penurunan keuntungan yang cukup drastis yaitu 5,6% atau sekitar USD 2,4 miliar dalam kurun waktu 12 bulan pada 26 Agustus 2017.
Kasus pelecehan seksual, rasisme dan bullying membuat jaringan retail ini terkena pemboikotan. (shn)