Rajin Olahraga dan Kerap Berdiam di Rumah tak Jamin Kebal Corona

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 29 September 2020
Rajin Olahraga dan Kerap Berdiam di Rumah tak Jamin Kebal Corona
Ilustrasi olahraga. Foto: Istimewa

MerahPutih.com - Satgas Penanganan COVID-19 mengatakan virus corona bisa menyerang siapa saja. Dia menyayangkan jika masih ada masyarakat yang yakin tidak akan terpapar Corona.

"Kita menyayangkan adanya persepsi masyarakat yang menyatakan kebal terhadap COVID-19. Perlu kami tekankan sekali lagi, tidak ada orang yang kebal terhadap COVID-19. Virus ini tidak mengenal tua atau muda, kaya atau miskin, siapapun bisa tertular," ujar Juru Bicara Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/9).

Pernyataan Wiku itu menjawab soal hasil survei BPS yang menyatakan masih adanya masyarakat yang yakin tidak terkena Corona. Wiku mengingatkan, orang yang gemar olahraga dan berdiam di rumah bukan tidak mungkin bisa terpapar Corona. Maka dari itu, Wiku menekankan untuk menjalankan 3 M, yakni menjaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan masker.

Baca Juga

Update Kasus Corona DKI Selasa (29/9): 73.309 Positif, 58.865 Sembuh

"Sekali lagi tidak ada yang kebal, jangan sekali-kali kita berpikir bahwa karena rajin olahraga atau berdiam diri di rumah, kita bisa kebal, karena tertular itu bisa mudah terjadi dari siapapun yang kita temui, maka dari itu kami selalu mementingkan 3 M, menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan tidak berkerumun dan kami berusaha terus mengedukasi masyarakat," jelasnya.

"Untuk masyarakat yang sudah paham mohon agar saudara sekalian mengingatkan pada orang lainnya yang belum sadar agar betul-betul kita bisa menjadi kekuatan besar secara nasional untuk melawan virus ini, kita tak bisa bekerja sendiri," tambahnya.

Wiku mengatakan sampai saat ini kampanye 3 M terus digencarkan. Para relawan bergerak dengan pendekatan sosial budaya sesuai dengan keadaan masing-masing wilayah.

"Antara negara melakukan hal yang sama. Kita harus betul-betul melindungi secara lokal, nasional, dan global, dan itu tanggung jawab kita semua," jelas Wiku.

Masih ada sebanyak 20 kabupaten kota di Indonesia yang memiliki angka kematian lebih dari 100 orang.

Ke-20 daerah tersebut yakni Kota Surabaya, Kota Semarang, Jakarta Pusat, Sidoarjo, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Kota Makassar, Jakarta Selatan, Kota Medan, dan Gresik. Selanjutnya yakni Jakarta Utara, Kota Palembang, Kota Balikpapan, Kota Malang, Kota Banjarmasin, Demak, Pasuruan, Kota Manado, Kota Mataram, dan Kudus.

“Kepada masyarakatnya kami mohon, jika mengalami gejala covid untuk dapat segera ke dokter dan dapat ditangani dengan segera sebelum gejalanya bertambah parah,” tambah Wiku.

Kendati demikian, Wiku juga menyampaikan terdapat 384 kabupaten/kota atau 74,7 persen dari 514 kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki angka kematian sebanyak 1-10 kasus. Wiku pun mengapresiasi upaya pemerintah daerah yang mampu mengendalikan angka kematian tersebut.

“Karena setiap angka ini adalah nyawa dan kita harus betul-betul bisa menekan angka kematian ini dengan baik dan untuk itu kami mohon agar seluruh kabupaten kota mempunyai target yang sama, kalau bisa kematiannya 0,” ucapnya.

Ia menyampaikan, Provinsi DKI Jakarta dalam sepekan terakhir berhasil menekan jumlah angka kematian. Sehingga, DKI Jakarta bersama Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pun tak masuk dalam lima besar daerah dengan kenaikan kematian tertinggi di pekan ini.

“Jika dibandingkan dengan minggu lalu, Jawa Tengah masih termasuk lima besar kenaikan kematian yang tertinggi. Sedangkan, DKI Jakarta, Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sudah berhasil menekan angka kematiannya dalam sepekan,” ujar Wiku.

Baca Juga

Peneliti UGM Temukan Alat Pendeteksi Virus Corona Hitungan Detik

Dibandingkan pekan lalu, jumlah kasus kematian mingguan pada pekan ini pun mengalami kenaikan 0,2 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

Daerah Jawa Barat, Banten, Riau, dan Kalimantan Timur melaporkan mengalami kenaikan angka kematian yang cukup signifikan sehingga masuk dalam lima besar daerah dengan angka kematian tertinggi. (Knu)

#COVID-19 #Satgas COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan