MerahPutih.com - Presiden Rusia Vladimir Putin membalas sanksi yang diberikan Amerika Serikat dengan melarang Presiden Joe Biden dan jajaran petinggi Paman Sam berkunjung atau memasuki wilayah negeri beruang merah itu.
Namun, dalam deretan nama yang dirilis Kementerian Luar Negeri Rusia itu tidak ada mantan Presiden AS, Donald Trump.
Baca Juga
Akui , AS Tegaskan tak akan Ikut Bertempur di Krisis Perang Dunia III Ukraina
Dalam rilis Kemenlu Rusia dikutip dari kantor berita Xinhua, Rabu (16/3), larangan juga berlaku untuk Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin menginjakkan kaki ke Rusia.
Nama lain yang masuk dalam daftar larangan masuk Rusia itu di antaranya Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) William Burns, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, putra Biden Hunter, dan mantan kandidat presiden AS Hillary Clinton.

Kemenlu menambahkan daftar hitam larangan masuk Rusia itu masih bisa diperluas di masa mendatang. Moskwa membuat daftar larangan masuk atas dasar balasan dalam menanggapi serangkaian sanksi yang diberlakukan AS ke Rusia akibat invasinya ke Ukraina.
"Konsekuensi tak terelakkan yang sangat Russsiaofobia dari pemerintah AS saat ini yang saat ini putus asa mempertahankan hegemoni Amerika," demikian menurut Kemenlu Rusia dikutip CNN.
Baca Juga
Sebut NATO Takut Rusia, Presiden Ukraina Tak Sudi Lagi Berlutut Memohon Gabung
Meski begitu, Rusia tak menolak mempertahankan hubungan resmi jika AS bersedia memenuhi kepentingan nasional mereka.
Tak hanya tokoh dari AS, nama Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga termasuk dalam daftar hitam yang dilarang masuk Rusia. Jika diperlukan, Moskwa akan menyelesaikan masalah yang timbul dari rilis daftar hitam ini.
Sebaliknya, Pemerintah AS tak ambil pusing dengan sanksi tersebut. Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan tidak ada satupun petinggi mereka yang berniat pergi ke Rusia saat ini. "Kami akan terus maju,” tegas Psaki, dilansir dari Al-Jazeera. (*)
Baca Juga:
Tiongkok Bantah Tuduhan Persenjatai Rusia dalam Serangan ke Ukraina