MerahPutih.com - Anak usaha Pertamina, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) meraih pendapatan sebesar USD 2,24 miliar atau setara Rp 30 triliun hingga triwulan III tahun 2021. PGN juga mencatatkan laba operasi sebesar USD 326 juta dan berhasil meningkatkan laba distribusi ke induk menjadi USD 286,2 juta dari periode yang sama tahun lalu sebesar USD 53,3 juta.
"Ini disokong dari kinerja operasional yang memperlihatkan tren positif di mana volume niaga gas selama periode Januari-September 2021 sebesar 873 BBTUD dan naik jika dibandingkan volume niaga gas triwulan III 2020 sebesar 812 BBTUD," kata Sekretaris PGN Rachmat Hutama di Jakarta, Senin (20/12).
Baca Juga:
Pandemi Bikin Utang Dunia Melonjak, Terbesar Sejak Perang Dunia II
Berkaca pada kinerja triwulan III 2021, Rachmat menyampaikan pihaknya optimistis dapat meningkatkan kinerja operasional dan keuangan sesuai rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) dan pemenuhan kewajiban.
Saat ini, penilaian PGN dari Moodys adalah Baa2 dan Fitch BBB. Lembaga pemeringkatan internasional menilai PGN masih memiliki tingkat kesehatan keuangan yang sangat baik dan diproyeksikan bisa memenuhi semua kewajiban, termasuk pelunasan utang.
Volume transmisi PGN hingga kuartal III tahun ini tercatat sebesar 1.238 MMSCFD. Apalagi posisi PGN sebagai Subholding Gas Pertamina makin memperkuat kinerja konsolidasi dan peningkatan pemanfaatan gas di sektor kilang, transportasi maritim, dan kemudahan akses terhadap pasokan dari hulu.
Per 30 September 2021, posisi keuangan konsolidasian PGN tetap menunjukkan posisi keuangan yang masih baik dengan total aset sebesar USD 7,54 miliar, total liabilitas USD 4,25 miliar, total ekuitas USD 3,29 miliar, serta rasio lancar (perbandingan aset lancar dengan liabilitas jangka pendek) sebesar 2,24 kali.
Rachmat mengatakan, kondisi ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya masih sangat baik. Rasio Debt Service PGN tercatat, sebesar 2,69 kali. Artinya, memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga dan pokok pinjaman masih mencukupi.

Tingkat leverage PGN yang dicerminkan oleh rasio debt to equity (DER) per triwulan III 2021 adalah 0,89 kali. Nilai ini masih di bawah batas financial covenant maksimal 2,33 kali yang disyaratkan oleh lender PGN.
Kondisi ini menunjukkan bahwa PGN masih dalam kondisi leverage yang baik dan performa keuangan yang sehat, sehingga jauh dari potensi rugi serta cukup terbuka ruang pendanaan eksternal untuk pengembangan perusahaan.
Begitu juga dengan saldo kas PGN per 30 September 2021 tercatat sebesar USD 1,4 miliar yang dapat diproyeksikan untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang.
Dengan kinerja yang baik dan kendali PGN yang berada satu tingkat di bawah Pertamina, hal ini tidak mempengaruhi kemampuan PGN dalam memenuhi kewajiban utang-utangnya, dan tidak akan mempengaruhi posisi keuangan Pertamina lebih lanjut.
Secara grup, PGN juga mencetak volume upstream sebesar 6,46 MMBOE, regasification sebesar 88 BBTUD, LPG processing sebesar 101 TPD, dan oil transport sebesar 9.301 BOEPD.
Perseroan mampu meningkatkan pangsa pasar melalui penambahan jumlah pelanggan di berbagai sektor, sampai triwulan III 2021 telah melayani lebih dari 600.000 pelanggan dengan cakupan jaringan pipa gas bumi sepanjang lebih dari 10.760 kilometer.
Dengan kinerja upstream yang meningkat dan harga minyak yang terkoreksi, hal ini berdampak langsung terhadap kinerja Saka Energi afiliasi Subholding Gas. Berdasarkan laporan keuangan Saka Energi triwulan III 2021, saldo kas USD 250,9 juta.
"Diproyeksikan dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang yang akan jatuh tempo pada Mei 2024. Selain itu, kinerja keuangan SAKA Energi triwulan III juga juga memperlihatkan tren semakin membaik dengan membukukan EBITDA USD 174 juta," ujar Rachmat. (Asp)
Baca Juga:
Perkuat Listrik di Jawa, PLN Tambah Utang Rp 8,7 Triliun Pada ADB