Pulau Galang Bakal Jadi Laboratorium Vaksin
MerahPutih.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana membangun laboratorium vaksin di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Rencana ini menjadi target jangka panjang.
Khususnya menunjang wacana pembentukan satuan anti-serangan biologi di masing-masing matra TNI.
"Terkait laboratorium ini masih dalam tahap perencanaan," kata juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta Timur, Selasa (10/11).
Baca Juga:
Tak Ada Lagi Pasien Positif COVID-19 di RS Darurat Pulau Galang
Wiku mengatakan, laboratorium yang akan dibangun fokus meneliti virus di masa mendatang. Laboratorium tersebut rencananya berstandar biosafety level tiga dan empat.
Pemilihan Pulau Galang sebagai lokasi pendirian laboratorium tak lepas dari keberadaan Rumah Sakit Infeksi (RSI) yang digunakan untuk isolasi pasien COVID-19. RSI dilengkapi dengan ruang observasi yang bisa menampung 500 ranjang.
Sementara itu, ada ruang observasi di sana yang dibangun menyerupai barak. Satu barak terdiri atas enam hingga delapan tempat tidur.
Selain ruang observasi, terdapat juga ruang isolasi yang dibangun untuk 50 orang dan 30 kamar intensive care unit (ICU). Kemudian, terdapat 20 kamar non-ICU dengan peralatan sesuai standar.
Ada juga hunian untuk dokter, paramedik, serta sarana umum seperti dapur dan tempat cuci.
Wiku lantas menyampaikan, angka kasus meninggal di Indonesia tercatat masih lebih tinggi dibandingkan angka kematian di dunia.
Di Indonesia, kasus kematiannya mencapai sebanyak 3,3 persen per 8 November, sedangkan angka kematian dunia sebesar 2,47 persen.
“Bahkan angka ini masih cukup tinggi dibandingkan negara-negara lainnya yang berada di Eropa, Amerika Serikat, dan negara di kawasan Asia,” kata Wiku.
Pada hari ini terdapat tambahan 72 kasus meninggal akibat COVID-19 secara nasional. Sehingga, total kasus kematian di Indonesia mencapai 14.761 orang.
Dibandingkan negara di kawasan Asia Tenggara seperti Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Myanmar, angka kasus meninggal di Indonesia masih yang tertinggi. Tingginya angka kasus kematian ini pun harus menjadi perhatian bersama seluruh pihak.
Baca Juga:
Kendati demikian, Wiku menyebut Indonesia mampu mengendalikan angka kasus kematiandibandingkan beberapa negara lainnya di dunia. Sebab, menurutnya, di sejumlah negara lainnya tampak terjadi peningkatan kasus kematian yang signifikan dalam waktu yang singkat.
Sedangkan di Indonesia, kata dia, mampu mengendalikan laju kematiannya sehingga tidak ditemukan loncatan jumlah kasus secara mendadak. Ia menilai, hal ini menunjukan kehati-hatian dan kewaspadaan yang tinggi baik oleh pemerintah dan juga masyarakat.
“Indonesia mampu mengendalikan laju kematiannya sehingga tidak ada sudden spike atau loncatan yang mendadak,” kata Wiku.
Wiku mengatakan, pemerintah dapat belajar dari negara-negara lainnya dalam meningkatkan kualitas penanganan pasien untuk menekan angka kematian. Selain itu, pemerintah juga akan terus meningkatkan upaya 3T (testing, tracing, treatment) agar tingkat kesembuhan juga semakin tinggi. (Knu)
Baca Juga: