MerahPutih.com - Sejak ditetapkannya PPKM Level 2 di Kota Surabaya, maka mulai Senin (14/03/2022), PTM SD-SMP diterapkan 50 persen bergantian. Sedangkan 50 persennya, mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring.
Namun, jika diberlakukan PPKM level 1, Pemerintah Kota Surabaya memutuskan, pembelajaran siswa SD - SMP laksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen dengan sistem shift. Saat ini, pembelajaran SD-SMP di Surabaya masih dilakukan secara bergantian, yakni PTM 50 persen dan daring 50 persen dengan durasi 6 jam.
Baca Juga:
Berstatus PPKM Level 4, Kota Yogyakarta Tetap Gelar PTM
Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, jika nanti penerapan dengan pola shift itu tidak berdampak negatif, maka dimungkinkan PTM selanjutnya bisa dilaksanakan murni 100 persen.
Selain itu, ia juga memastikan tetap mengvaluasi penerapan PTM 100 persen dengan pola shift tersebut.
"Kalau sudah PPKM Level 1, PTM kita terapkan 100 persen pakai shift. Kita uji coba dulu itu dengan menyesuaikan kondisi ruang kelas. Nah, kalau itu memungkinkan, maka dilakukan PTM 100 persen murni tanpa shift," ungkapnya saat dikonfirmasi, Rabu (16/3).
Ia menegaskan, jika nanti PTM diterapkan 100 persen, lanjutnya, maka tentu di awal pola yang dijalankan tetap menyesuaikan kondisi sekolah. Sebab, setiap sekolah memiliki ruangan kelas dengan kapasitas yang berbeda.
"Ya kita tetap merujuk pada SKB 4 Menteri dan PPKM Inmendagri. Kalau sudah Level 1, jika memungkinkan 100 persen pakai shift, kita lakukan. Sebab kondisi sekolah itu variatif, ada yang luasan kelasnya lebar, ada juga yang kecil," paparnya.
Pemkot, kata ia, berharap kepada anak-anak maupun tenaga pendidik dapat terus beradaptasi menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Termasuk pula menjaga kebiasaan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Karena kita harus bisa menjamin sekolah itu tetap aman untuk anak-anak. Makanya sekolah juga tetap menyiapkan pembelajaran melalui hybrid, 50 PTM dan 50 persen daring," ia menegaskan.
Yusuf mengingatkan, penyelenggara sekolah agar tetap memastikan Satgas Covid-19 mandiri maupun protokol kesehatan berjalan. Dengan asumsi, saat siswa atau guru datang ke sekolah, maka mereka harus cek suhu tubuh dan mencuci tangan terlebih dahulu.
"Ya semoga kalau suhu tidak sesuai standar (di atas 37,5 derajat) maka sesegera bisa langsung koordinasi dengan Puskesmas. Kita akan terus mengevaluasi, sebab ini semua demi menguatkan kepercayaan orang tua bagaimana menitipkan anaknya di sekolah," ungkapnya. (Andika Eldon/ Jawa Timur)
Baca Juga:
Kemendibud Ristek Dorong Lagi PTM di Sekolah