MerahPutih.com - Pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di SMA/SMK se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai dilakukan serempak pekan ini.
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY membentuk agen taat protokol kesehatan di setiap sekolah dalam rangka PTM tersebut.
Agen ini beranggotakan dua orang siswa setiap kelas di semua sekolah yang menjalankan kegiatan belajar tatap muka 100 persen.
Baca Juga:
Lima Ribu Warga DIY Mendapat Vaksin Booster Kloter Pertama
"Jadi setiap kelas di sekolah yang sudah PTM ditunjuk masing-masing dua siswa yang bertugas sebagai sebagai agen perubahan perilaku taat protokol kesehatan," jelas Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya di Yogyakarta, Kamis (13/1).
Para agen ini, lanjut Didik, bertugas mengingatkan seluruh siswa yang melanggar prokes untuk mengikuti aturan.
"Kalau ada teman-teman sekelas yang pakai masker di dagu, agen ini sekadar mengingatkan. Ini sudah sejak beberapa waktu lalu dipilih ," ujar Didik.
Guru dan pegawai sekolah turut membantu tugas para agen prokes untuk menjaga pelaksanaan protokol kesehatan.
Didik melanjutkan, kegiatan PTM 100 persen mulai dijalankan sejak Senin (10/1). Namun, ada sejumlah SMA/SMK di DIY yang belum menerapkan PTM 100 persen karena belum memenuhi kesiapan prokes.
"Yang belum (PTM) penuh atau 100 persen enggak banyak, hanya beberapa. Mereka lagi persiapan prokes dulu," ujar dia.
Baca Juga:
DIY Relokasi 1.700 PKL Malioboro, Pedagang Minta Penundaan
Berdasarkan hasil pemantauan, pihaknya menilai PTM berlangsung lancar dengan penerapan protokol kesehatan ketat.
Meski siswa bisa masuk 100 persen, namun tetap diberlakukan batasan durasi pembelajaran.
"Misal, jam pelajarannya maksimal enam jam (per jam 45 menit), kemudian ada jeda istirahat. Walaupun praktiknya tetap sampai enam jam, ada yang mata pelajarannya ditambah, tapi jamnya dikurangi," kata dia.
Ia mengakui, keterbatasan kapasitas ruang kelas masih menjadi kendala penerapan jaga jarak siswa. Apalagi, jika jarak harus mencapai 1,5 meter sampai 1,8 meter, tidak dapat menampung seluruh siswa.
Meski demikian, sambung Didik, kendala itu dapat disiasati dengan mengatur penggunaan meja.
"Jika satu meja dipakai dua orang, duduknya harus diatur pinggir-pinggir. Kalau satu anak satu meja, masing-masing sisi meja diberi pembatas untuk jaga jarak," kata dia.
Disdikpora DIY, kata dia, secara berkala terus mengevaluasi pelaksanaan PTM 100 persen seminggu sekali dengan meminta laporan harian dari masing-masing sekolah. (Patricia Vicka/Yogyakarta)
Baca Juga:
Puluhan Orangtua Tolak Vaksinasi Anak, Pemprov DIY Gencarkan Sosialisasi