PSIKOLOG Dawn Hughes mengatakan kepada juri pada Selasa (3/5) bahwa Amber Heard mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) akibat pelecehan fisik dan seksual di tangan mantan suaminya, Johnny Depp.
Seperti dikabarkan Variety, Rabu (4/5), Hughes bersaksi ia telah mendiagnosis Heard setelah memeriksanya selama 29 jam dan meninjau catatan terapi. Ia menyimpulkan bahwa Depp terlibat dalam 'kekerasan tingkat tinggi'. Hughes juga menceritakan banyak contoh dugaan kekerasan seksual yang dimotivasi 'kecemburuan obsesif' dan keinginan untuk menunjukkan dominasi.
Hughes ialah saksi pertama yang dipanggil pengacara Heard saat mereka memulai pembelaan dalam persidangan pencemaran nama baik senilai USD 50 juta atau sekitar Rp 721 miliar di Fairfax. Mereka berusaha untuk melawan citra yang dihadirkan pengacara Depp, yang menggambarkan Heard sebagai pelaku kekerasan dalam hubungan mereka, dan mempertahankan bahwa Depp akan mundur setiap kali ia menghasut perkelahian.
Baca juga:
Petisi Hilangkan Amber Heard dari 'Aquaman 2' Capai 2,6 Juta Tanda Tangan
PTSD, seperti dijelaskan Alodokter, merupakan gangguan kecemasan yang membuat seseorang teringat pada kejadian traumatis. Peritiwa traumatis yang dapat memicu PTSD antara lain perang, kecelakaan, bencana alam, dan pelecehan seksual.
Gejala PTSD muncul setelah seseorang mengalami peristiwa yang membuatnya trauma. Waktu kemunculannya bisa beberapa bulan atau tahun setelah kejadian traumatis tersebut. Beberapa gejala yang menunjukkan seseorang mengalami PTSD yakni sering kali teringat pada peristirwa yang membuatnya trauma. Bahkan, mereka merasa seakan mengulang kembali kejadian tersebut. Ingatan terhadap peristiwa traumatis tersebut juga sering kali hadir dalam mimpi buruk.
Gejala yang kedua ialah perubahan perilaku dan emosi meski tidak dipicu ingatan traumatis masa lalu. Perubahan perilaku itu juga sering membahayakan diri atau orang lain. Mereka juga sulit tidur dan berkonsentrasi. PTSD bisa terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Namun, pada anak-anak, terdapat gejala khusus, yaitu sering melakukan reka ulang peristiwa traumatis melalui permainan.
Anak dengan PTSD juga sering mengalami mimpi buruk yang bisa terkait secara langsung maupun tidak dengan kejadian traumatis yang dialaminya.
Baca juga:
PTSD bisa muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang menakutkan atau mengancam nyawa. Belum diketahui secara pasti mengapa peristiwa tersebut menyebabkan PTSD bagi sebagian orang.
Ada berbagai metode yang bisa dilakukan untuk pengobatan PTSD, salah satunya ialah psikoterapi. Psikoterapi dapat dilakukan secara individual atau berkelompok dengan pasien PTSD lainnya. Ada beberapa jenis psikoterapi yang biasanya digunakan untuk mengatasi PTSD, yakni terapi perilaku kognitif, terapi eksposur, serta kombinasi terapi eksposur dan teknik gerakan mata untuk mengubah respons pasien saat teringat kejadian traumatis. (and)
Baca juga:
