Parenting

Melewatkan Sarapan Pengaruhi Psikologis Anak

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Jumat, 03 Maret 2023
Melewatkan Sarapan Pengaruhi Psikologis Anak
Pilih jenis makanan yang bernutrisi. (Foto: Unsplash/Tyson)

SARAPAN menjadi amunisi penting bagi seseorang untuk beraktivitas, terlebih anak yang akan pergi ke sekolah. Oleh karena itu, penting untuk tidak melewatkan sarapan bagi anak. Selain memengaruhi performa fisik, melewatkan sarapan bagi anak dapat berefek pada kondisi psikologisnya.

"Kalau anak kita belum sarapan, dari segi medis, pukul 09.00-10.00 itu kadar gula darahnya turun. Hal yang muncul biasanya yang pertama ialah anak cenderung cranky dan enggak fokus, karena bagaimana mau fokus kalau perutnya keroncongan, akhirnya dia enggak konsentrasi sama pelajaran," kata psikolog Intan Erlita, seperti dilansir ANTARA, Kamis (28/2).

Intan yang juga lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu mengatakan, jika anak terus-terusan tidak fokus pada pelajaran di sekolah karena tidak sarapan, itu dapat memengaruhi prestasinya.

Baca juga:

Di Pagi Hari, Pilih Mana: Sarapan atau Mandi Dulu?

Psikolog: Melewatkan Sarapan Dapat Memengaruhi Psikologis Anak
Dikhawatirkan anak tidak fokus saat sekolah. (Foto: Unsplash/CDC)

"Karena enggak cuma sekali kelewat sarapannya, kan. Bahkan ada beberapa keluarga yang merasa bahwa sarapan itu enggak penting lalu makannya digabung ke makan siang," ujar Intan.

Jika kebiasaan melewatkan sarapan dilakukan terus menerus sampai anak duduk di bangku SMP dan SMA, mereka bisa jadi melakukan kecerdikan-kecerdikan yang negatif. Misalnya, melewatkan pelajaran dan memilih pergi ke kantin untuk mengisi perutnya.

"Karena kan jam sembilan atau jam 10 dia udah lapar. Akhirnya pura-pura izin ke toilet, padahal ke kantin. Manusia kan secara natural itu instingnya berburu. Jadi ketika perut lapar, instingnya bergerak dan akhirnya punya ide untuk ke kantin, cari makanan," tutur Intan.

Baca juga:

Kamu Tahu Jumlah Kalori Sarapan Orang Indonesia? Ini Jawabannya!

Psikolog: Melewatkan Sarapan Dapat Memengaruhi Psikologis Anak
Berikan contoh yang baik sebagai orang tua. (Foto: Unsplash/CDC)


Menurut Intan, penting bagi orang tua untuk membiasakan anak sarapan setiap pagi, tentunya dengan menu yang bernutrisi. Cara efektif yang dapat dilakukan dengan memberikan contoh sebagai orang tua.

"Harus dimulai dari orang tua, karena anak itu kan meniru apa yang orang tua lakukan. Jika orang tua ingin anaknya terbiasa dengan sarapan bernutrisi, maka mereka harus memberikan contoh dan membiasakan sarapan sebagai bagian dari kegiatan harian," ujar Intan.

Ia menambahkan, kegiatan sarapan juga harus dilakukan dengan senyaman mungkin. Orang tua perlu memperhatikan makanan apa saja yang disukai anak dan melibatkan anak untuk merencanakan sarapan atau bekal yang diinginkan.

"Sehingga, terciptalah semacam placebo effect di mana otak sudah membayangkan sesuatu yang diinginkan sehingga anak menanti-nantikan momen sarapan dengan menu favoritnya," kata Intan.

Ia juga mengatakan bahwa saat mengajak anak sarapan, orang tua sebaiknya tidak menggunakan nada yang keras atau kalimat-kalimat yang membuat anak tidak nyaman. (and)

Baca juga:

Seperti Apa Sih Ciri-ciri Menu Sarapan yang Sehat?

#Parenting #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.
Bagikan