PSI Sebut Formula E di Jakarta Perlu Pawang Anggaran

Zulfikar SyZulfikar Sy - Senin, 21 Maret 2022
PSI Sebut Formula E di Jakarta Perlu Pawang Anggaran
Formula E. (Foto: Instagram/fiaformulae)

MerahPutih.com - Pawang hujan saat ini tengah viral di dunia, lantaran dipercaya untuk mengendalikan hujan ketika gelaran balapan MotoGP Mandalika 2022, di Sirkuit Pertamina Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (20/4) kemarin.

Juru bicara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sigit Widodo mengatakan, ada persamaan antara perhelatan MotoGP dan Formula E yang rencananya akan digelar di Ancol, Jakarta.

“Keduanya sama-sama perlu pawang. Kalau MotoGP perlu pawang hujan, Formula E perlu pawang anggaran,” ujar Sigit yang dikutip Senin (21/3).

Baca Juga:

Setelah MotoGP, Pemprov DKI Pertimbangkan Parade untuk Formula E

Sigit menyampaikan perihal ini mengomentari aksi Rara Isti Wulandari yang viral setelah berhasil menghalau hujan yang mengganggu kegiatan MotoGP, dan penyelenggaraan Formula E di Jakarta.

"Warga Jakarta perlu pawang anggaran untuk mengusir tuyul-tuyul yang mengganggu uang rakyat,” paparnya.

Menurut Sigit, sejak awal perencanaan Formula E, "tuyul-tuyul" sudah mengganggu uang rakyat yang seharusnya bisa digunakan untuk kegiatan yang lebih berguna untuk warga Jakarta di masa pandemi COVID-19.

"Formula E tidak pernah masuk RPJMD, tiba-tiba bisa masuk APBD-P 2019. Ajaibnya lagi, Gubernur Anies sudah memutuskan untuk berutang Rp 180 miliar dan membayar commitment fee sebesar Rp 560 miliar sebelum APBD-P itu disahkan" ungkap Sigit.

Baca Juga:

KPK Gali Keterangan Anggota DPRD Fraksi PDIP Terkait Dugaan Korupsi Formula E

Keanehan anggaran, menurutnya, terus berlanjut sepanjang perencanaan Formula E. Ketika DPRD DKI menolak membiayai lagi Formula E, Pemprov DKI yang tadinya meminta Rp 2,3 triliun untuk commitment fee 5 tahun tiba-tiba menurunkan jadi Rp 560 miliar, sama dengan jumlah yang diakui sudah ditransfer untuk commitment fee.

Saat Sirkuit Formula E akan dibangun, lanjutnya, keanehan kembali muncul. Tiba-tiba Jakpro mengaku sudah melaksanakan tender untuk pembangunan sirkuit.

"Seketika muncul nama PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama sebagai pemenang tender, padahal di web e-procurement Jakpro hanya disebutkan terjadinya gagal tender,” kata Sigit.

Keanehan terakhir, masih menurut Sigit, terjadi saat pelaksanaan pembangunan sirkuit. Biaya yang sebelumnya hanya Rp 50 miliar untuk pembuatan lintasan sirkuit, tiba-tiba dinaikkan jadi Rp 60 miliar. Padahal kontraktor sudah menghemat biaya dengan mengganti bahan lapisan bawah lintasan dari besi menjadi bambu.

Dengan banyaknya keanehan ini, Sigit berharap warga Jakarta bisa punya pawang sehandal Rara.

“Mbak Rara datang, hujan menyingkir. Warga Jakarta butuh pawang anggaran yang begitu datang, tuyul-tuyul anggaran langsung menyingkir,” pungkasnya. (Asp)

Baca Juga:

PSI tidak Kaget Anggaran Sirkuit Formula E Bengkak Tambah Rp 10 Miliar

#Formula E #PSI
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan