MerahPutih.com - Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta meminta Pemprov untuk mewaspadai terjadinya kerumunan orang tua saat antar-jemput siswa di sekolah, ketika pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di masa PPKM Level 3.
Dari hasil kunjungan anggota Fraksi PSI August Hamonangan di SDN 01 Pagi Pejaten Timur dan SDN 01 Cikoko Pagi, ditemukan adanya pelanggaran protokol kesehatan pada saat mengantar jemput anak di depan sekolah.
Selain itu, jam belajar sekolah yang dipersingkat hanya 1,5 jam membuat sejumlah orang tua murid memilih untuk menunggu di sekolah sehingga terjadi kerumunan.
Baca Juga:
August menegaskan, kerumunan ini jelas membahayakan dan berpotensi terjadinya klaster sekolah dan harus segera ditindaklanjuti.
“Pemprov DKI Jakarta tidak bisa membiarkan sekolah untuk bekerja sendiri dalam melakukan penertiban, harus juga melibatkan satgas kelurahan dan kecamatan. Apalagi kerumunan terjadi di luar sekolah sehingga pihak sekolah dan satpol PP, kelurahan/kecamatan, harus turun tangan,” ujarnya.

Penerapan protokol kesehatan di sekolah perlu mendapatkan perhatian lebih karena anak merupakan kelompok rentan terpapar COVID-19, terlebih siswa tingkat SD yang masih belum bisa mendapatkan vaksin.
"Tidak hanya sekolah yang harus bertanggung jawab, uji coba PTM harus melibatkan orang tua atau wali murid. Jangan sampai sekolah menjadi penyebab peningkatan kasus COVID-19 pada anak,” tambah anggota Komisi A DPRD DKI.
Selain adanya kerumunan para penjemput, prokes di lingkungan sekolah sudah berjalan baik. Antara lain adanya satgas COVID sekolah, pembatasan kapasitas 50 persen, maupun proses disinfektan ruangan kelas sebelum dan sesudah pembelajaran.
Baca Juga:
DPR Minta Sekolah Lakukan Evaluasi Pembelajaran Tatap Muka Hari Pertama
Siswa pun turut dididik untuk menerapkan protokol kesehatan mulai dari pengecekkan suhu, masker dan cuci tangan sebelum masuk sekolah di gerbang masuk, hingga penjagaan jarak tempat duduk dan sarana sanitasi.
August mengingatkan agar kegiatan ekstrakurikuler setelah jam sekolah atau akhir pekan ditiadakan, sehingga fokus utama sekolah saat ini hanya untuk pemberian materi akademis.
"Saya harap yang sudah baik terus berjalan, jangan sampai ketat di awal lalu mulai longgar di kemudian hari. Di sini pentingnya peran Satgas COVID-19 Sekolah untuk terus memantau dan mengingatkan,” pungkasnya. (Asp)
Baca Juga:
September Disdik DKI Tambah Peserta PTM, Ada 1.500 Sekolah