Promosi Destinasi Wisata 10 'Bali Baru', Menhub Matangkan Konsep Megapolitan Yogya-Solo

Andika PratamaAndika Pratama - Senin, 06 Mei 2019
Promosi Destinasi Wisata 10 'Bali Baru', Menhub Matangkan Konsep Megapolitan Yogya-Solo
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat kunjungan kerja di Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (4/5). (MP/Ismail)

MerahPutih.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mematangkan konsep terkait Megapolitan Yogya-Solo. Hal itu dilakukan untuk mendukung pemerintah dalam mengait wisman datang ke Indonesia.

Menhub Budi mengatakan sudah saatnya Kememenhub mendukung program promo wisata 10 'Bali Baru' yang digagas Kementerian Pariwisata (Kempar) untuk mendongkrak sektor pariwisata. Salah satu dukungan itu mematangkan konsep Megapolitan Yogya-Solo.

Promo 10 'Bali Baru' yang dimaksud adalah destinasi utama wisata di luar Bali. Adapun 10 destinasi yang baru dikembangkan, yakni Danau Toba (Sumut), Tanjung Kelayang (Kepulauan Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Borobudur (Jateng), Bromo-Tengger-Semeru (Jatim), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), Wakatobi (Sultra), dan Morotai (Maluku Utara)

"Kita komitmen mendukung promo wisata 10 'Bali Baru' salah satunya menyasar wilayah Joglosemar, Jogyakarta, Solo, dan Semarang," ujar Budi saat berkunjung di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (4/5).

Konsep Konsep Megapolitan Yogya-Solo, kata Budi, diantaranya menyelesaikan pembangunan double track di beberapa tempat, dan ini menjadikan potensi penggunaan kereta api bertambah baik.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat kunjungan kerja di Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (4/5). (MP/Ismail)
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat kunjungan kerja di Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (4/5). (MP/Ismail)

Kemudian pembangunan Bandara Yogyakarta Internasional Airport (YIA) dan pembangunan jalur kereta api Bandara Adi Soemarmo Solo-Stasiun Balapan Solo.

"Itu mega proyek yang pastinya membuat keinginan masyarakat untuk datang sebagai turis dalam dan luar negeri semakin meningkat. Wisatawan yang datang ke Kulonprogo, bisa datang ke Yogyakarta, Solo juga Semarang selain ke Borobudur," papar dia.

Ia pun meminta pada Dirjen Kereta Api, KAI dan Walikota Solo bersama-sama memikirkannya untuk mendukung pengoprasian megapolitan Yogya-Solo agar sesuai dengan aspirasi masyarakat.

Keberadaan kereta heritage (kereta uap Jaladara) di Solo, lanjut dia, harus dipertahankan keberadaannya. Namun, untuk rutenya bisa dikombinasikan, misalkan pagi untuk jalur Jalan Slamet Riyadi, sedangkan siang sore bisa dari Stasiun Kota Solo ke Stasiun Nguter (Sukoharjo) atau Palur (Karanganyar).

"Sesekali wisata Kereta Uap Jaladara di Solo digratiskan untuk promo mengait wisatawan. Dananya bisa dari CSR (Corporate Social Responsibility) PT KAI," tuturnya.

Wali Kota Surakarta, F.X. Hadi Rudyatmo mendukungnya penuh upaya Menhub itu asalkan tidak menghilangkan ikon wisata yang telah ada di kota kelahiran Presiden Jokowi itu.

"Kereta uap Jaladara ini dihidupkan saat Jokowi jadi Wali Kota Solo dan sekarang sudah menjadi icon Solo. Jadi harus dilestarikan keberadaanya," kata Rudy sapaan akrab Wali Kota Solo

Berita ini merupakan laporan Ismail Soli kontributor merahputih.com untuk wilayah Solo dan sekitarnya.

#Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan