MerahPutih.com - Program laptop merah putih yang direncanakan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud ristek) dinilai kurang efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Apalagi, spesifikasi laptop dinyatakan tidak sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.
Pemerhati pendidikan Vox Point Indonesia, Indra Charismiadji menilai, program pengadaan laptop merah putih senilai Rp 17 triliun tersebut tidak akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Hal ini, kata dia, akan terjadi jika tanpa perencanaan yang matang dan menggunakan data-data serta kajian akademis.
Baca Juga
“Digitalisasi pendidikan itu tidak bisa hanya sekedar pengadaan laptop," kata Indra saat dikonfirmasi awak media, Senin (2/8).
Menurut Indra ada tiga komponen yang harus disiapkan bersamaan dengan implementasi program digitalisasi pendidikan. Pertama infrastruktur, kedua infostruktur dan ketiga infokultur.
"Laptop ini bagian dari infrastruktur, bagaimana dengan infostruktur dan infokulturnya? Kalau tidak disiapkan nasibnya bisa sama seperti kegagalan program 1Bestarinetnya Malaysia atau program pengadaan tabletnya Thailand,” ujarnya.

Ia menjelaskan 1Bestarinet adalah mega proyek pemerintah Malaysia dengan anggaran berkisar Rp14 triliun untuk menyediakan konektivitas internet dan menciptakan lingkungan belajar virtual (virtual learning enviroment) pada 10.000 sekolah di seluruh wilayah Malaysia. Pengadaan laptop chromebook dan Learning Management System (LMS) menjadi bagian dari proyek ini.
“Saya kebetulan ikut bantu cuci piring dengan proyek ini di Malaysia. Infrastrukturnya disiapkan, Infostrukturnya disiapkan dengan LMS tapi Infokulturnya tidak disentuh sama sekali," ujarnya.
Laptop-laptop tersebut, kata Indra, akhirnya banyak yang tidak digunakan karena guru tidak tahu cara memanfaatkannya dengan optimal. Indra mengaku timnya terjun melatih dan mengimplementasikan lingkungan belajar virtual di sekolah-sekolah dasar kebangsaan Tiongkok, karena orang tua mau membayar.
"Saya tidak terbayang apa yang terjadi dengan Indonesia yang hanya disiapkan laptop chromebooknya saja,” imbuhnya.
Proyek 1Bestarinet ini akhirnya dihentikan oleh pemerintah Malaysia pada tahun 2019 karena berdasarkan audit, hasilnya jauh di bawah harapan. (Pon)
Baca Juga