Program Imajitari International Dance Film Festival 2018 Diakhiri dengan Malam Penghargaan


Imajitari International Dance Film Festival 2018 Diakhiri dengan Malam Penghargaan (Foto: Eva Tobing)
DEWAN Kesenian Jakarta (DKJ) melalui Komite Tari bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif Bekraf) menyelenggarakan progtam Imajitari International Dance Film Festival sebagai salah ypaya sosialisasi seputar dance film kepada para koreograger, sutradara, maupun publik untuk mendalami dance film.
DKJ juga bekerjasama dengan Sekolah Pasca Sarjana Institut Kesenian Jakarta, Goethe-Institut Indonesien, Kinefilm, dan Fakultas Film & Televisi Institut Kesenian Jakarta (FFTV IKJ). Demikian menurut rilis yang diterima merahputih.com dari Dewan Kesenian Jakarta.
Pada penyelenggaraan perdana tahun ini Imajitari International Dance Film Festival memiliki tema bebas. Rangkaian program ini di akhiri dengan acara penghargaan bertajuk Awarding Night IMAJITARI International Dance Film Festival 2018 pada kamis (25/10) kemarin.

Dance film merupakan sebuah genre Indonesia. Namun, genre ini masih berkembang sehingga masih membutuhkan banyak perhatian dari kalangan pencinta seni pertunjukan. Meskipun begitu jika berbicara secara platform internasional, dance film sudah dikenal luas.
Lalu apa sih sebenarnya dance film itu? Jadi dance film bisa menjadi ruang alternatif ekspresi seni bagi seniman di bidang tari dan film. Dance film juga sudah dikenal sejak tahun 1940-an yang diperkenalkan oleh Maya Daren dari Rusia. Sementara di Indonesia sendiri koreografer pertama uang membuat dance film adalah Sardono W. Kusumo pada tahun 1974.

Karena itu, Komite Tari DKJ kali ini inagin memperkenalkan dance film sebagai sebuah media ungkap seni. "Dengan adanya program IMAJITARI 2018 ini kami dapat menyimpulkan bahwa karya anak bangsa sudah sangat siap bersaing di dalam platform internasional," ujar Hartati, Ketua Komite Tari DKJ.
Rangkaian program ini telah berlangsung sejak Agustus 2018 dengan dibukanya Open Call bagi para koreografer dan filmmaker Indonesia dan internasional untuk mengirimkan karyanya melalui formulir online yang bisa di akses melalui imajitari.id. Ditambah diadakan juga workshop & lecturing bersama para koreografer dan sinematografer yang berlangsung pada 26-28 September di Institut Kesenian Jakarta.
Sementara itu, pada tanggal 22-24 Oktober 2018 diselenggarakan screening dance film di ineforum, Taman Ismail Marzuki. Sebanyak 52 dance films dari dalam dan luar negri dapat ditonton selama tiga hari. Lalu di tanggal 25 Oktober 2018 diselenggarakan dance film seminar di auditorium pasca sarjana Institut Kesenian Jakarta dengan pembicara profesional semisal Arnd Wasemann (Jerman) dan Jecko Siompo (Indonesia). (ikh)
Baca juga: 'Blisslosophy', Kala Fesyen Bertemu Seni
Bagikan
Berita Terkait
'Jumbo' hinga 'Sore: Istri dari Masa Depan' Masuk Nominasi Film Terbaik Festival Film Indonesia 2025

Maestro Horor John Carpenter Siapkan Series Antologi Mengerikan Lewat 'John Carpenter Presents'

Black Phone 2 – Teror Mistik Berlanjut dengan Ethan Hawke Kembali Sebagai The Grabber

Film 'Tak Kenal Maka Ta’aruf' Siap Tayang 13 November 2025, Usung Romansa Islami yang Menyentuh Hati

Lady Gaga Bergabung di 'The Devil Wears Prada 2', Satu Layar dengan Meryl Streep dan Anne Hathaway

Dibintangi Prilly Latuconsina dan Bryan Domani, Film 'Patah Hati yang Kupilih' Angkat Isu Cinta dan Keyakinan

Iko Uwais Comeback Lewat Film ‘Timur’, Debut Perdana Sebagai Sutradara

Suka Series Netflix 'Monster: The Ed Gein Story'? Ini 3 Film Horor Legendaris yang Terinspirasi Kisah Nyata Pembunuh dari Plainfield

Ngakak Bareng di Netflix Pas Natal, Rowan Atkinson Comeback Lewat Serial Man vs Baby

'What’s Up with Secretary Kim' Diadaptasi Jadi Film Versi Indonesia, Intip Sinopisis hingga Deretan Pemainnya
