Prof Murodi: Yang Ingin Mengganti Pancasila, Silakan Keluar dari NKRI

Luhung SaptoLuhung Sapto - Kamis, 12 Mei 2016
Prof Murodi: Yang Ingin Mengganti Pancasila, Silakan Keluar dari NKRI
Wakil Rektor Bidang Kerjasama UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Dr. Murodi, M.Ag (Foto UIN Syarif Hidayatullah)

MerahPutih Nasional - Wakil Rektor Bidang Kerjasama UIN Syarif Hidayatullah, Murodi mengecam kelompok-kelompok radikal yang ingin mengganti ideologi Pancasila. Menurutnya, ideologi Pancasila juga mencakup agama Islam sebagai agama yang komprehensif dan mengandung ajaran yang sangat moderat serta rahmatan lil alamin.

“Jadi kalau ada orang yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain, maka mereka bukan WNI dan silakan keluar dari NKRI,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (12/5).

Islam tidak hanya membawa keberkahan kepada alam dan manusia, tapi seluruh makhluk ciptaan Tuhan seperti binatang, tumbuhan, dan lain-lain, juga membawa kedamaian, kesejahteraan, keadilan. 

“Semua sudah tercakup. Jadi apalagi yang mau diganti? Semua sudah ada alam Pancasila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, keadilan. Makanya saya mendorong agar generasi muda kita kembali belajar falsafah Pancasila demi membangun karakter manusia Indonesia yang baik dan bermartabat,” kata Murodi menambahkan.

Propaganda paham radikalisme dan terorisme sudah ada sejak lama. Tugas bangsa Indonesia adalah menangkal gerakan radikalisme dan terorisme. 

Paham radikalisme dan terorisme dipengaruhi banyak faktor, tapi kebanyakan adalah persoalan ideologi agama.  

Para penganut paham radikalisme dan terorisme mengkafirkan dan menganggap orang yang tidak seagama sebagai musuh, bahkan yang seagama pun seringkali tetap dianggap musuh dan harus dimusnahkan.

“Mereka ingin mengganti ideologi negara dengan ideologi Islam. Itulah salahnya, mestinya yang harus diajarkan ke masyarakat adalah bahwa negara ini didirikan oleh para pahlawan yang berideologi Pancasila yang digali dari sumber-sumber agama itu sendiri,” tutur Murodi.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdatul Ulama (Wasekjen PBNU), Ishfah Abidal Aziz mengatakan bahwa prinsip-prinsip hidup berbangsa dan bernegara yaitu dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang harus dhidupkan lagi di kalangan anak muda.

“Problemnya yang selama ini terjadi Pancasila hanya menjadi konsep yang hanya sekadar dihafalkan saja dari sila kesatu sampai kelima. Harusnya nilai-nilai Pancasila diamalkan dan diwujudkan di setiap nafas kehidupan bangsa Indonesia,” ujar pria yang biasa disapa Gus Ishfah ini. 

Selain itu, empat pilar kebangsaan yakni Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika ini harus ditanamkan kembali kepada para generasi bangsa. Menurutnya, selama ini generasi muda enggan mengamalkan nila-nilai Pancasila akibat pengaruh dunia modern dan kebudayaan asing.

Gus Ishfah menilai peran lembaga pendidikan sangat besar dalam membangun generasi Pancasila demi untuk membendung pengaruh paham radikalisme dan terorisme. Pelajaran mengenai keanekaragaman budaya nasional Indonesia yang merupakan perwujudan dari Bhinneka Tunggal Ika di sekolah-sekolah sudah banyak berkurang secara drastis. Bahkan, menurutnya, konten-konten buku ajar di sekolah-sekolah saat ini sudah masuk materi radikal dan materi anti Pancasila. 

“Mari kita lawan propaganda paham radikalisme dan terorisme mulai dari akar terbawah yaitu pendidikan. Kalau dunia pendidikan kita bisa menanamkan nilai-nilai Pancasila, Insya Allah kita akan terbebas dari pengaruh paham radikalisme dan terorisme,” ujar Gus Ishfah.

BACA JUGA:

  1. Pancasila dan Islam Sejiwa, Pemerintah Jangan Ragu Tindak Pelaku Teror
  2. Pancasila Harus Diterapkan dalam Setiap Sendi Kehidupan
  3. GP Ansor: Spanduk Propaganda Khilafah Akan Ditertibkan
  4. Tugas Warga Negara Menjaga Keutuhan NKRI
  5. Kepala BNPT Ajak Negara Sahabat Perangi Teroris Global

 

#UIN Syarif Hidayatullah #Khalifah #Islam #Pancasila
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak
Bagikan