Produk Manufaktur Tetap Dominasi Capaian Ekspor Nasional, Sumbang 72,24 %


Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita. (MP/Ismail)
MerahPutih.com - Industri pengolahan nonmigas produk-produk manufaktur masih memberikan sumbangsih kontribusi terbesar terhadap capaian kinerja ekspor nasional berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Mengenai kinerja ekspor industri manufaktur nasional, Kemenperin mencatat, ekspor sektor manufaktur menembus USD 186,98 miliar atau menyumbang 72,24 persen dari total nilai ekspor nasional sebesar USD 258,82 miliar pada 2023.
Baca Juga:
Menperin Bakal Tindak Tegas Praktik Impor Ilegal Sepatu Bekas
“Di tengah kondisi dunia yang sedang tidak stabil, industri kita tetap agresif untuk memperluas pasar ekspornya. Ini menandakan bahwa produk manufaktur kita telah berdaya saing sehingga diakui dunia,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan tertulis di Jakarta, dikutip Jumat (16/2).
Menperin menegaskan, realisasi ekspor industri manufaktur selama Januari-Desember 2023 tersebut melampaui target yang ditetapkan, yang sebelumnya diproyeksi sekitar USD 186,40 miliar. “Untuk 2024, kami menargetkan USD 193,4 miliar. Kami optimistis bisa tercapai,” ungkapnya.
Kinerja ekspor yang melaju tersebut berperan besar terhadap pembentukan neraca perdagangan industri manufaktur menjadi surplus sebesar USD 17,39 miliar pada tahun 2023. Ini artinya melanjutkan capaian surplus pada 2022 lalu.
Baca Juga:
Adapun lima sektor yang menjadi penyumbang paling besar terhadap capaian nilai ekspor industri manufaktur nasional sepanjang 2023, yakni industri logam dasar sebesar USD 42 miliar, disusul industri makanan dan minuman (USD 41,69 miliar), industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik (USD 18,12 miliar), industri kimia, farmasi dan obat tradisional (USD 17,30 miliar), serta industri alat angkutan (USD 13,12 miliar).
Sementara itu, apabila dilihat dari 2019-2022, terjadi tren peningkatan ekspor industri pengolahan nonmigas nasional. Pada 2019, ekspor produk manufaktur mencapai USD 127,38 miliar, naik menjadi USD 131,09 miliar di tahun 2020. Kemudian pada tahun 2021, naik lagi menembus USD 177,20 miliar, dan melonjak signifikan jadi USD 206,06 miliar di tahun 2022.
Dalam meningkatkan diversifikasi produk ekspor, Kemenperin terus mendorong jenis produk ekspor yang dihasilkan dengan kompleksitas tinggi atau bernilai tambah tinggi seperti dari hasil hilirisasi nikel.
“Jenis produk baru yang diekspor dengan high complexity, sebagian besar berupa logam dasar hasil hilirisasi nikel seperti stainless steel ingot dan CRC, serta kendaraan roda dua. Selainnya merupakan produk baru dengan low complexity seperti aluminium oksida, dan turunan CPO,” papar Menteri Agus. (*)
BAca Juga:
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Tekor! Indonesia Impor Obat Rp 176 Triliun Tapi Ekspor Cuma Rp 6,7 Triliun

UMKM di Jawa Tengah Dilatih Manfaatkan Pasar Ekspor, Bukan Hanya Jago Kandang

Jerman Jadi Pasar Sensor Asal Indonesia, Produk Diproduksi di Batam

Cetak Sejarah: Indonesia Ekspor Rempah hingga Madu ke Hongkong, Nilai Transaksi Capai Rp 5,6 Miliar

Indonesia Promosikan Inovasi Olahan Tempe Bagi Warga AS, Pasar Tempe Capai USD 2,5 Miliar

Produk Kecantikan Rambut Indonesia Tembus Pasar Italia, Surplus Dagang Diharapkan Terus Naik

Menteri Perdagangan Keluarkan Aturan Perlindungan Konsumen Penggunaan Barang dan Jasa Terkait K3L, Jamin Mutu Produk Ekspor

Mainan Anak Produksi Indonesia Masih Diminati Dunia, Peringkat ke-22 Dari 195 Negara

Harga Patokan Ekspor Konsentrat Tembaga Kembali Naik Pertengahan Juni 2025

Indonesia Siap Ekspor 27 Ribu Ton Jagung, Kelapa Segera Menyusul
