BAND asal Kalimantan Selatan ini memilih fokus berkarya dan tetap produktif. Hal ini dibuktikan oleh Primitive Monkey Noose yang melepas album kedua bertajuk Waja Sampai Kaputing yang sejalan dengan semangat punk yang diusung.
“Judul album kedua ini kita ambil dari semangat kebudayaan masyarakat Banjar yang bermakna terus berusaha sampai akhir hayat,” tulis Primitive Monkey Noose dalam keterangan resmi yang diterima Merah Putih, Kamis (24/8).
Baca juga:
Anthem Indie Lokal Era 2000 Remix Pablo Cikaso Diresmikan Demajors
Lihat postingan ini di Instagram
Terdapat tujuh lagu yang dimuat dalam album ini, dengan fokus trek Kada Kawa Kawan Ae, lagu yang akan mengajak siapa saja bernyanyi dan berteriak bersama. Lagu tersebut semakin memperkuat karakter Primitive Monkey Noose dengan isu lokalitas yang sudah mereka bawa sejak mini album pertamanya yaitu Anthem of South Borneo yang dirilis pada 2022.
Tak lupa gaya bertutur Primitive Monkey Noose masih menggunakan lirik yang terkesan sederhana. Berbicara soal rasa cinta terhadap tempat tinggal mereka di pesisir tenggara Kalimantan, keresahan sosial, seni bertahan hidup, dan banyak hal lain soal kehidupan.
Melalui album kedua ini, Primitive Monkey Noose akan terus menyajikan musik keras bertempo cepat, bertenaga, dan lirik yang lugas sekaligus sarkas, tapi tetap menyenangkan untuk didengarkan. Ditambah vokal Richie yang berat, tak salah jika mengidentifikasi band ini sebagai unit rock yang tak hanya progresif dalam konteks musik, tapi juga pemikiran.
Didukung oleh para personel yang sudah matang, Primitive Monkey Noose juga membuktikan jika album barunya memiliki lompatan artistik yang menonjol dibandingkan mini album perdana. Richie Petroza (vokal), Oveck Arsya (gitar), Ridho (gitar), Wan Arif Fadly (panting), Denny Sumaryono (gitar bas), dan Juli Yusman (drum) membuktikan mereka bukan band yang hobi jalan di tempat, apalagi mundur ke belakang.
Baca juga:
Meski banyak pengamat dan kritikus menyebut musik mereka masuk dalam ranah celtic/Irish, tapi menurut Richie, Primitive Monkey Noose tidak memainkan musik yang dibicarakan beberapa orang. Nyatanya, kata Richie “Musik yang diusung Primitive Monkey Noose adalah oposisi dari genre musik yang sering dialamatkan kepada mereka.”
Jangan heran jika pendengar akan menemukan perpaduan musik yang sangat beragam di Primitive Monkey Noose. Dari folk, punk, hard rock, progressive metal, hingga hardcore. Selayaknya crossover berbagai genre yang belum pernah ada sebelumnya. (far)
Baca juga: