Presidensi G20 Mendorong Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2023

Zulfikar SyZulfikar Sy - Sabtu, 10 Desember 2022
Presidensi G20 Mendorong Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2023
Baliho G20 di samping gedung DPR RI. (Foto: MP/Dicke Prasetia)

MerahPutih.com - Hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Presidensi G20 Indonesia di Bali November kemarin menjadi solusi kolektif bagi berbagai tantangan global.

Keberhasilan KTT G20 Indonesia juga menunjukkan pulihnya kepercayaan dunia pada multilateralisme dalam menyelesaikan masalah dunia, meningkatkan kepercayaan terhadap kepemimpinan dunia, serta meneguhkan komitmen negara-negara terhadap isu yang paling mendesak bagi masyarakat global.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, Indonesia juga menerima banyak manfaat dari penyelenggaraan G20, seperti komitmen pendanaan infrastruktur berkualitas dari Amerika Serikat melalui skema Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) dengan total dana sebesar USD 600 miliar.

Baca Juga:

Amerika Serikat Beri Apresiasi Keberhasilan Indonesia Gelar KTT G20

Lalu, komitmen pendanaan percepatan dekarbonisasi dari negara G7 untuk pengembangan kendaraan listrik, teknologi, dan penghentian dini pembangkit listrik berbasis fosil di Indonesia melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP) sebesar USD 20 miliar.

"Beberapa program komitmen investasi tersebut, terutama transisi energi itu nilainya besar sekali. Dampaknya langsung maupun tidak langsung ke semua sektor, tidak hanya ke sektor teknis yang menjadi komitmen di dalam pembiayaan itu. Multiplier effect-nya ke sektor yang lain," ujar Susiwijono.

Selain itu, di tahun 2023 Indonesia akan Chairmanship ASEAN, di mana di tengah periode krisis global saat ini, ASEAN telah menunjukkan resiliensinya dengan tumbuh jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata dunia.

Di samping itu, dalam menghadapi risiko ekonomi global di tahun 2023, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap resilien dan dapat mencapai target sebesar 5,2 persen pada tahun 2022 dan diproyeksikan sebesar 5,3 persen pada tahun 2023.

Baca Juga:

Pameran Seni 'Constellation: Global Reflections' Hadirkan Lebih dari 20 Seniman dari Perwakilan G20

Pada Oktober 2022, IMF merevisi pertumbuhan ekonomi global hanya sebesar 3,2 persen dan proyeksi tahun 2023 sebesar 2,7 persen. Harga-harga komoditas, khususnya energi dan pangan juga cenderung tinggi dan menjadi sangat volatile yang menyebabkan tekanan inflasi tinggi semakin persisten di berbagai negara.

Sementara itu, tingkat inflasi di Indonesia masih terkendali pada level 5,42 persen (yoy) per November 2022.

"Berbagai kondisi tantangan di global ini, pemerintah sudah cukup siap untuk mengantisipasi. Kita lihat pertumbuhan ekonomi kita di tahun 2022, sampai Q3-2022 masih 5,72 persen.Di tahun 2023, dari beberapa indikator makro kemudian leading indicator, kami masih yakin bisa di atas 5 persen. Tapi kita juga masih lebih baik dibanding sebagian besar negara lain," ungkapnya. (Asp)

Baca Juga:

Jokowi Bentuk Gugus Tugas untuk Tindak Lanjuti Kesepakatan di KTT G20

#G20 #Ekonomi Indonesia #Pertumbuhan Ekonomi
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Bagikan