MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo mendampingi putra Presiden UEA, Khalid bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan mengunjungi masjid Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Minggu (11/12). Kunjungan itu juga didampingi Wali Kota Solo, Gibran Rakabumi Raka.
Gibran mengaku ada sejumlah pembicaraan antara keduanya terutama soal pengelolaan masjid dan pembukaan masjid untuk umum. UEA menargetkan empat pekan kedepan masjid harus bisa dibuka.
Baca Juga:
Jokowi Undang Pejabat, Ketum Parpol hingga Presiden UEA ke Pernikahan Kaesang-Erina
"Empat pekan kedepan masjid harus bisa dibuka. Lebih tepatnya pada Januari 2023," kata Gibran, Senin (12/12).
Ia mengatakan, disisa waktu yang ada ini dari pihak kontraktor akan mengurus masalah administrasi sekaligus finishing pekerjaan minor yang belum rampung pasca peresmian kemarin.
"Kita kejar empat minggu lagi harus buka. Ada yang kecil-kecil, harus diperbaiki, kita kejar,"katanya.
Pembicaraan lainnya, adanya perubahan kepengurusan takmir Raya Sheikh Zayed. Di mana kepengurusan takmir Raya Sheikh Zayed akan dikolaborasikan orang Indonesia dan UEA.
"Presiden UEA akan membawa pihak akademisi dari negaranya untuk masuk dalam kepengurusan takmir Raya Sheikh Zayed," katanya.
Ia menambahkan, dengan kolaborasi ini kemungkinan besar untuk biaya perawatan masjid yang membutuhkan biaya besar akan ditanggung kedua negara.
Sementara, Pemkot dalam hal ini hanya mengurusi bagian luar masjid.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) telah meresmikan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.
Masjid ini merupakan hibah Pemerintah Uni Emirat Arab kepada Pemerintah Indonesia, yang dibangun sejak Maret 2021 silam. Pembangunan masjid ini diperkirakan menelan biaya sekitar USD 20 juta atau sekitar Rp 312 miliar dan seluruhnya ditanggung pemerintah UEA. (Ismail/Jawa Tengah).
Baca Juga:
Jokowi dan Presiden UEA Sempat Salat Duha Bersama di Masjid Raya Sheikh Zayed