MerahPutih.com - Perselisihan Bank Dunia dengan Gedung Putih akibat tidak adanya konsensus ilmiah tentang pemanasan global, membuat Presiden Bank Dunia David Malpass pada Rabu (15/2/2023) segera mundur.
David mengatakan akan meninggalkan jabatannya pada akhir Juni, beberapa bulan lebih cepat dari sisa waktu kurang dari satu tahun dalam jangka waktu lima tahun.
Baca Juga:
Bank Dunia Setujui Dana Rp 3,1 Triliun Buat Sistem Angkutan Massal Indonesia
Tekanan pada David diyakini untuk menggoyang kepemimpinan Bank Dunia buat membuka jalan bagi presiden baru yang akan mereformasi Bank agar lebih agresif menanggapi perubahan iklim, yang telah dibangun selama lebih dari dua tahun dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, pemimpin dunia lainnya, dan kelompok lingkungan.
Malpass, yang ditunjuk oleh mantan Presiden Donald Trump, akan mengosongkan kepemimpinan bank pembangunan multilateral ini tidak memberikan alasan khusus untuk mundur.
"Setelah banyak berpikir, saya memutuskan untuk mengejar tantangan baru," tulis Malpass dalam pernyataanya.
Menteri Keuangan Janet Yellen berterima kasih kepada Malpass atas pengabdiannya dalam sebuah pernyataan.
"Dunia mendapat manfaat dari dukungannya yang kuat untuk Ukraina dalam menghadapi invasi ilegal dan tidak beralasan Rusia, pekerjaan vitalnya untuk membantu rakyat Afghanistan, dan komitmennya untuk membantu negara berpenghasilan rendah mencapai keberlanjutan utang melalui pengurangan utang," katanya.
Yellen mengatakan, Amerika Serikat akan segera mencalonkan pengganti Malpass dan berharap dewan bank melakukan proses nominasi secara transparan, berdasarkan prestasi dan cepat untuk presiden Bank Dunia berikutnya.
Sesuai tradisi, pemerintah AS memilih kepala Bank Dunia, sementara para pemimpin Eropa memilih pemimpin mitranya yang lebih besar, Dana Moneter Internasional (IMF).
Malpass mengambil alih kepemimpinan Bank Dunia pada April 2019 setelah menjabat sebagai pejabat tinggi urusan internasional di Departemen Keuangan AS dalam pemerintahan Trump.
Sebelumnya, dia adalah kepala ekonom untuk bank investasi Bear Stearns yang sudah tidak beroperasi selama lebih dari satu dekade.
Pada tahun fiskal 2022, Bank Dunia berkomitmen lebih dari USD 104 miliar untuk proyek-proyek di seluruh dunia. (*)
Baca Juga:
Perputaran Uang Saat G20 Lebih Besar dibanding Pertemuan IMF dan Bank Dunia