MerahPutih.com - Komisi Pemilihan Umum telah menjadwalkan pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden mulai 19 Oktober 2023 hingga 25 November 2023.
Pasangan calon presiden/wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
Baca Juga:
Sekjen Gerindra Perintahkan Kader Menangkan Prabowo Dengan Cara Santun
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan, partainya masih berunding dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terkait dengan bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya.
"Ini keputusan besar bagi negara dan bangsa kita. Untuk cawapres, tetap kami rundingkan dengan saksama. Kami ini mau mendapat sesuatu yang benar-benar tepat," kata Prabowo.
Menteri Pertahanan (Menhan) RI itu menilai, permasalahan bangsa Indonesia bukanlah permasalahan yang sepele sehingga perlu perundingan secara saksama demi beroleh keputusan yang tepat.
Ditekankan pula, kata ia, keputusan terkait dengan cawapres tidak akan diambil secara gegabah dan sembrono, tetapi akan diambil berdasarkan keputusan yang demokratis.
"Ini proses yang harus dijalankan dengan demokrasi, ada pimpinan parpol, mereka kan mewakili konstituen yang besar, termasuk saya mewakili konstituen yang besar. Kami harus tenang, arif, tidak boleh gegabah, sembrono. Kami jalankan dengan baik, kami diskusikan dan buka hubungan baik dengan siapa pun," tuturnya.
Ia menegaskan bahwa PKB selaku rekan koalisi Partai Gerindra akan diikutsertakan dalam penentuan bakal cawapres yang nantinya dimajukan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) pada Pilpres 2024.
"Mereka (PKB) dukung saya sebagai capres, ya, mereka sangat akan menentukan siapa wapres 'kan begitu," katanya.
Prabowo dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar melangsungkan pertemuan selama 3 jam untuk bersilaturahmi dan berdiskusi di kompleks Widya Chandra, Jakarta, Minggu (10/7). (Asp)
Baca Juga:
Bertemu PDIP, PKB Tak Ingin jadi Korban PHP Gerindra