MerahPutih.com - Politikus Demokrat Andi Arief menilai perlu langkah luar biasa yang diambil pemerintah untuk memberantas penyebaran COVID-19 yang kini makin mewabah.
Menueut Andi, jika Presiden Joko Widodo sudah tidak mampu bertatap muka langsung dengan menterinya bahkan dengan rakyat berarti sudah tidak mampu dan harus dapat perlindungan.
Baca Juga
"Tetapi bukan berarti kekuasaannya hilang," kata Andi dalam keterangannya yang dikutip pada Minggu (22/3).
Andi menambakan, lebih baik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo yang berada di garis depan penanggulangan pandemi ini.

"Saya baru merasa nyaman jika penanganan pertahanan melawan korona ini di bawah Menhan dan Kepala BNPB secara nasional," imbuh Andi.
Adapun Gubernur DKI Anies Baswedan disebut Andi layak jabat komite penyelamatan Ibu kota negara karena jumlah korban di Jakarta yang terlampai banyak dan perlu ada penanganan serius.
Baca Juga
Alasan Pemerintah Cabut Status Hoaks Obat COVID-19 Pesanan Jokowi
"Semoga ini terlaksana dan korban bisa diminimalisir. Presiden harus dalam perlindungan," jelas pria yang pernah tersangkut kasus narkotika ini.
Andi meyakini, virus corona sudah mengancam Presiden, pejabat negara, pengusaha, sistem ekonomi dan sendi seluruh rakyat Indonesia.
"Ancaman pertahanan negara yang serius. Saya tidak bermaksud menggurui, bapak jendral lebih paham," jelas dia.
Hingga Sabtu (21/3), jumlah korban meninggal dunia akibat terpapar virus Corona di Indonesia telah mencapai 38 orang, kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan virus Corona, Achmad Yurianto.
Baca Juga
Dari jumlah yang meninggal dunia, Provinsi DKI Jakarta tercatat memiliki pasien COVID-19 yang meninggal dunia dengan jumlah terbanyak di Indonesia. Sedangkan korban meninggal yang jumlahnya terendah yakni Provinsi Sumatera Utara 1 orang, Jawa Timur 1 orang, Bali 2 orang. Di Bali ada 4 kasus positif Corona, terdiri dari 2 WNA yang telah meninggal dunia dan 2 WNI. (Knu)