PPATK Ungkap Dugaan Aliran Dana Karyawan ACT ke Al Qaeda Logo Aksi Cepat Tanggap. Foto: Istimewa

MerahPutih.com- Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah memantau Aksi Cepat Tanggap (ACT) sejak 2018.

Dalam pantauannya, PPATK menemukan transaksi keuangan dari karyawan yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) kepada seseorang yang diduga terkait dengan organisasi teroris Al Qaeda.

Baca Juga:

PPATK Blokir 60 Rekening ACT di 33 Penyedia Jasa Keuangan

"Beberapa nama yang PPATK kaji berdasarkan hasil koordinasi dan hasil kajian dari database yang PPATK miliki itu, ada yang terkait dengan pihak yang ini masih diduga ya, patut diduga terindikasi, yang bersangkutan pernah ditangkap menjadi salah satu dari 19 orang yang ditangkap oleh kepolisian di Turki karena terkait dengan Al Qaeda, penerimanya," kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana di Jakarta, Rabu (6/7).

Dikutip dari Antara, Ivan mengatakan PPATK masih mempelajari apakah transaksi terhadap pihak yang diduga terkait Al Qaeda tersebut adalah sebuah kebetulan.

"Ini masih dalam kajian lanjut apa ini ditujukan untuk aktivitas lain atau ini secara kebetulan," ujarnya.

Lebih lanjut, Ivan juga mengatakan PPATK turut menemukan aliran dana tidak langsung yang penggunaannya diduga melanggar hukum, namun tidak menjelaskan lebih lanjut soal penggunaan dana tersebut.

"Selain itu ada yang lain, secara enggak langsung terkait aktivitas yang memang patut diduga melanggar ketentuan perundang-undangan," kata Ivan.

Baca Juga:

Kemensos Cabut Izin Pengumpulan Uang dan Barang dari ACT

PPATK juga menemukan beberapa individu di dalam yayasan ACT yang secara individual melakukan transaksi ke beberapa negara. Tujuan pengiriman dana tersebut saat ini masih diteliti lebih lanjut.

"Misalnya salah satu pengurus itu melakukan transaksi pengiriman dana ke periode 2018-2019 hampir senilai Rp 500 juta ke beberapa negara, seperti Turki, Kyrgyzstan, Bosnia, Albania dan India," ujarnya.

Tidak hanya itu, Ivan juga menemukan adanya karyawan ACT mengirimkan dana ke negara yang disebut PPATK berisiko tinggi dalam pendanaan terorisme. Dengan rincian 17 kali transaksi dengan nilai total Rp 1,7 miliar.

Ivan juga menegaskan temuan tersebut telah disampaikan kepada aparat penegak hukum untuk ditindaklanjuti.

"Hasil analisis dan informasi sudah kita sampaikan ke aparat penegak hukum terkait, kemudian PPATK harus menghargai langkah penegak hukum dan kami siap terus membantu dan yang paling utama secara proporsional menangani kasus ini dari sisi PPATK dan berupaya melindungi kepentingan publik," tuturnya. (*)

Baca Juga:

Jika Terbukti Selewengkan Dana, Mahfud Minta ACT Diproses Hukum

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
Bawaslu Tolak Laporan Penyebaran Tabloid Anies
Indonesia
Bawaslu Tolak Laporan Penyebaran Tabloid Anies

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyatakan tidak ada pelanggaran terhadap Gubernur Anies Baswedan terkait tersebarnya tabloid berwajah Anies.

Penambahan Kasus Baru, 3.260 Orang Terinfeksi COVID-19 pada Sabtu (3/9)
Indonesia
Penambahan Kasus Baru, 3.260 Orang Terinfeksi COVID-19 pada Sabtu (3/9)

Sabtu, (3/9), kasus positif COVID-19 bertambah 3.260 orang.

Adik Brigadir J Ceritakan tak Boleh Lihat Jenazah Kakaknya
Indonesia
Adik Brigadir J Ceritakan tak Boleh Lihat Jenazah Kakaknya

"Sampai saat dikeluarkan dari ruang autopsi di dalam peti pun saya tidak bisa melihat," kata Reza di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (25/10).

Bawaslu Petakan Indeks Kerawanan Pemilu di Tiga Provinsi Baru Papua dan IKN
Indonesia
Bawaslu Petakan Indeks Kerawanan Pemilu di Tiga Provinsi Baru Papua dan IKN

Komisioner Bawaslu, Herwyn JF Malonda menuturkan, lembaganya akan melakukan pemetaan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) terhadap tiga provinsi hasil pemekaran daerah otonomi baru (DOB) di Papua dan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur.

Reshuffle Kabinet, Jokowi: Tunggu Aja
Indonesia
Reshuffle Kabinet, Jokowi: Tunggu Aja

Pertemuan antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) merupakan silaturahim biasa.

PDIP Sebut SBY Turun Gunung sebagai Bentuk Kekhawatiran terhadap Nasib AHY
Indonesia
PDIP Sebut SBY Turun Gunung sebagai Bentuk Kekhawatiran terhadap Nasib AHY

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku akan turun gunung.

Pasar di Kota Bandung Diguyur 500 Ton Beras Buat Stabilkan Harga
Indonesia
Pasar di Kota Bandung Diguyur 500 Ton Beras Buat Stabilkan Harga

Pemkot Bandung akan menggelar Pasar Murah di 30 kecamatan dan 151 kelurahan menjelang Ramadan pada Maret 2023 mendatang.

Golkar Usung Ganjar, Suara PDIP Turun
Indonesia
Golkar Usung Ganjar, Suara PDIP Turun

Bila Golkar mencalonkan Ganjar, maka suara PDIP menjadi turun dari 25 persen (variabel kontrol) menjadi 18 persen.

Pemprov DKI Pastikan Stok dan Harga Pangan Jelang Ramadan Aman
Indonesia
Pemprov DKI Pastikan Stok dan Harga Pangan Jelang Ramadan Aman

Pemerintah DKI telah melakukan koordinasi dengan Perum Bulog DKI dan Banten, Polda Metro Jaya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, BUMD Provinsi DKI Jakarta dan instansi terkait lainnya.

JK Minta Masjid Atur Pengeras Suara untuk Jaga Kesyahduan Ramadan
Indonesia
JK Minta Masjid Atur Pengeras Suara untuk Jaga Kesyahduan Ramadan

Menurut JK, suara speaker yang bertabrakan antarmasjid membuat kesyahduan Ramadan hilang. Bahkan, suara speaker bahkan akan terdengar bersahutan jika di wilayah tersebut terdapat lebih dari satu masjid.