Potong Asupan Karbohidrat dengan Langkah Ini

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 29 November 2017
Potong Asupan Karbohidrat dengan Langkah Ini
Ilustrasi. (Foto:pixabay)

KARBOHIDRAT memang dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi. Namun, terlau banyak mangasup karbohidrat dalam bentuk pati, gula atau makanan bertepung akan meningkatkan risiko terkena diabetes atau bahkan penyakit jantung.

Agar tetap sehat dan jauh dari diabetes, yuk ikuti beberapa langkah berikut untuk mengurangi jumlah asupan karbohidrat.


1. Setop minum minuman manis

Jika Anda sedang berusaha mengurangi makanan karbohidrat, sebisa mungkin jauhilah minuman manis, seperti teh manis, sirup, minuman bersoda, jus buah kemasan, serta kopi kalengan atau sachetan. Jika Anda ingin minum teh, kopi, atau susu, kurangi jumlah gulanya.

Gula dalam minuman manis dapat cepat menaikkan kadar gula darah tidak membuat perut kenyang. Itu sebabnya Anda bisa terus makan banyak setelah minum minuman manis. Akibatnya, kandungan gula tinggi ini justru menambah asupan kalori yang tidak perlu. Menurut Hardvard School of Public Health minuman manis merupakan faktor risiko utama dari obesitas dan diabetes.

Pilihan minuman terbaik Anda ialah air. Jika Anda sedang ingin minuman berperisa, racik saja jus buah sendiri di rumah menggunakan buah segar. Ingat, jangan tambahkan gula ke jus buah Anda.

2. Makan lebih banyak sayuran agar cepat kenyang

Sayuran merupakan sumber makanan tinggi serat. Konsumsi makanan berserat dapat membantu Anda merasa kenyang lebih lama, tanpa harus menambahkan banyak kalori ke dalam tubuh.

Serat tidak dicerna seperti karbohidrat, lemak, atau protein yang masuk ke tubuh. Serat termasuk lambat untuk dicerna sehingga dapat mengisi ruang lambung dalam jangka waktu yang lebih lama. Hal itu merangsang otak untuk berpikir bahwa tubuh sudah kenyang dan harus berhenti makan. Makanan tinggi serat juga tidak menyebabkan kenaikan gula darah.

Pilihlah sayuran yang sedikit mengandung karbohidrat, seperti tauge, brokoli, kembang kol, terong, tomat, jamur, bayam, timun, bokcoy, selada, dan bayam.


3. Mulai konsumsi lemak dengan memilih sumber lemak yang tepat

Untuk mengganti asupan energi yang hilang dari makanan karbohidrat tinggi, Anda diperbolehkan untuk makan lemak. Namun, perhatikan jenis lemaknya. Makanan tinggi lemak jenuh, seperti gorengan, daging merah yang berlemak, kulit ayam, dan makanan cepat saji dapat meningkatkan kolesterol jahat dalam tubuh. Sumber lemak itulah yang harus sangat dibatasi porsinya.

Perbanyaklah makan makanan tinggi lemak baik, seperti alpukat, salmon, sarden, kuaci bunga matahari, minyak zaitun, kacang almond, ikan-ikanan, dan daging ayam tanpa lemak. Lemak baik, alias lemak tidak jenuh, dapat menjaga fungsi pembuluh darah dan kerja jantung tetap stabil.


4. Pilih camilan yang rendah karbohidrat

Jika Anda sering mengonsumsi kentang goreng sebagai camilan, ubahlah kebiasaan tersebut. Pilihlah camilan yang rendah karbohidrat, tapi tinggi akan protein. Camilan yang tinggi protein merupakan cara yang ampuh untuk mengurangi rasa lapar di antara jam makan utama. Pilihan camilan yang bisa Anda konsumsi antara lain kacang-kacangan seperti almond dan edamame, yogurt, hingga tahu dan tempe.


5. Baca informasi nilai gizi di setiap produk makanan

Untuk mengetahui kandungan karbohidrat yang ada dalam suatu produk makanan, bacalah label informasi nilai gizinya. Ingat, nilai gizi suatu produk makanan dibuat berdasarkan dengan porsi takaran saji, bukan berat bersih dari produk tersebut. Jangan sampai terkecoh membacanya.

6. Kurangi makanan karbohidrat perlahan-lahan

Mengubah jenis diet akan berdampak pada kerja metabolisme tubuh. Diet rendah karbohidrat membuat tubuh kehilangan sumber energi terbesarnya. Hal itu dapat membuat metabolisme tubuh Anda berjalan lambat, sebagai cara tubuh menghemat cadangan energi yang tersisa.

Untuk mengurangi efek samping itu, buatlah perubahan sedikit demi sedikit. Berilah tubuh waktu untuk beradaptasi pada perubahan yang dilakukan.
Menjalani diet rendah karbohidrat tidak berarti menghilangkan makanan karbohidrat sama sekali. Bijaklah dalam mengatur menu makan harian Anda, karena tubuh masih tetap memerlukan asupan karbohidrat untuk bisa berfungsi dengan baik. Kekurangan karbohidrat justru akan membahayakan kesehatan Anda di masa depan.(*)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan