Potensi Bencana Geologi, Pemerintah Diminta Tak Buru-buru Pindahkan Ibu Kota

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 03 Februari 2022
Potensi Bencana Geologi, Pemerintah Diminta Tak Buru-buru Pindahkan Ibu Kota
Dokumentasi - Gagasan desain Nagara Rimba Nusa ditetapkan sebagai pemenang terbaik pertama Sayembara Gagasan Desain Kawasan IKN. ANTARA/Aji Cakti/pri.

MerahPutih.com - Pemerintah diminta mempertimbangkan kebijakan pemindahan Ibu Kota Baru Negara (IKN) sebelum ada hasil kajian objektif tentang potensi bencana geologi di wilayah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Anggota Komisi VII DPR Mulyanto menilai, pemerintah perlu mencermati pandangan berbagai ahli geologi baik dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) UGM maupun dari Badan Geologi Kementerian ESDM mengenai potensi bencana geologi di wilayah IKN baru itu.

“Soal pemindahan IKN baru ini jangan dilakukan secara grasa-grusu apalagi di tengah pandemi COVID-19, di mana varian Omicron tengah mendaki puncak,” kata Mulyanto kepada wartawan yang dikutip di Jakarta, Kamis, (3/2).

Baca Juga:

KPK-Bappenas Bersinergi Kawal Pembangunan Ibu Kota Negara

Mulyanto menambahkan, potensi bencana geologi ini harus dikaji secara cermat dan detail kemudian disusun rencana mitigasinya.

Sebab, lanjut Mulyanto, ini terkait dengan keselamatan penduduk dan juga kondisi keamanan IKN baru dalam jangka panjang.

“Perlu studi yang mendalam untuk dapat memetakan kondisi bawah tanah wilayah IKN baru ini,” kata politikus PKS ini.

Mulyanto setuju saran para ahli agar pemerintah menyusun peta detail geologi teknik di wilayah IKN tersebut, sehingga dapat diketahui secara persis daerah-daerah mana yang rawan bencana untuk kemudian dilakukan mitigasi spesifik.

Langkah ini penting agar memberi rasa aman bagi masyarakat.

"Tidak ‘gelap’ secara geologi dan penuh risiko bencana," sebut Mulyanto.

Untuk diketahui, beberapa potensi bencana geologi penting yang diungkap para ahli untuk mendapat perhatian pemerintah adalah potensi patahan. Hingga pergeseran tanah karena keberadaan mud volcano di wilayah IKN dan bencana yang mungkin terjadi karena jebakan gas dangkal.

“Belum lagi terkait adanya sumber batu bara, yang dapat memicu kebakaran di wilayah IKN serta banyaknya lubang tambang yang harus ditutup, agar tidak memakan korban anak kecil yang tenggelam,” jelas Mulyanto.

Baca Juga:

Jawa Sentris Alasan Utama Ibu Kota Dipindahkan

Beberapa waktu lalu, Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rita Susilawati mengatakan, pihaknya telah mendeteksi potensi kemunculan gas dangkal di area calon Ibu Kota Negara (IKN) atau ibu kota baru.

Gas ditemukan saat tim mengecek kondisi bawah permukaan di IKN.

"Kemungkinan kalau tak dimitigasi dari awal, itu memang membahayakan, kalau lokasinya berada di wilayah inti (IKN) misalnya," kata dia dalam diskusi daring Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Minggu, 30 Januari 2022.

Sebelumnya, potensi gas dangkal ini juga sudah pernah diungkap dalam diskusi kebencanaan terkait IKN pada 14 Agustus 2020 yang dipublikasikan di laman resmi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau Bappeda Kalimantan Timur.

Efek negatifnya adalah apabila pada suatu saat beban di permukaan bertambah dengan bertambahnya bangunan, dikhawatirkan terjadi keretakan yang dapat menyebabkan munculnya gas ke permukaan dengan tekanan yang tinggi.

Efek positifnya adalah keterdapatan gas ini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan energi lokal.

Rita kemudian menjelaskan bahwa temuan gas ini diperoleh dari serangkaian kajian yang dilakukan tim di lokasi IKN pada 2020.

Dalam paparannya, Rita mencatat keberadaan gas di bawah kedalaman seribu meter ditemukan dari beberapa sumur yang ada di lokasi IKN yaitu Tengin-1, Semoi-1, Belonak-1, dan Loa Haur-1.

Pada Tengin-1, gas ditemukan dengan jumlah yang signifikan dengan kandungan antara 3 ribu hingga 5 ribu unit. Gas terdeteksi pada beberapa inteval di kedalaman 398 meter hingga 1.734,5 meter pada unit batuan N2-N6.

"Keterdapatan gas di kedalaman kurang dari seribu meter ini menunjukkan adanya potensi kemunculan gas dangkal di area calon ibu kota negara," kata dia. (Knu)

Baca Juga:

Jakarta Bakal Tetap Macet Walau Ibu Kota Pindah ke Kaltim

#IKN Nusantara #Pemindahan Ibu Kota
Bagikan
Bagikan