Polusi Udara Masih Membungkus Jakarta

P Suryo RP Suryo R - Senin, 18 September 2023
Polusi Udara Masih Membungkus Jakarta

Jakarta masih menempati urutan teratas dalam daftar kota utama dunia dengan kualitas udara terburuk. (MP/Suryo)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BULAN Agustus 2023 penduduk Jakarta dibungkus kabut asap yang tebal. Kemudian Kota Jakarta dinobatkan sebagai kota paling terpolusi di dunia oleh perusahaan teknologi data asal Swiss, IQAir. Lonjakan polusi udara pada bulan Juni, Juli, dan Agustus merupakan hal yang sebenarnya terjadi di Jakarta. Hal ini disebabkan karena datangnya musim kemarau, mengikuti pola musim.

Panjangnya musim kemarau membuat kurangnya kelembaban di atmosfer, dan kondisi meteorologi lainnya dikombinasikan dengan emisi yang tinggi. Seperti dilansir oleh Wri Indonesia, berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang polusi udara Jakarta. Penyebab alami, dan ulah manusia, dampaknya terhadap kesehatan, hingga yang bisa dilakukan untuk mengurangi polusi udara.

Baca Juga:

Pengaruh Polusi pada Kesehatan Kulit

polusi
Emisi gas buang kendaraan bermotor salah satu penyumbang polusi udara. (MP/Suryo)

Cuaca

Pola cuaca mendorong lonjakan polusi. Menurut data tahun 2019 hingga 2021 menunjukkan bahwa suhu yang lebih panas dan kurangnya curah hujan. Meningkatnya sinar matahari dan kecepatan angin yang rendah adalah faktor-faktor yang meningkatkan polusi udara di atmosfer sekitar Jakarta selama bulan-bulan yang lebih kering. Rendahnya kelembaban dan kurangnya angin menyebabkan penumpukan karbon hitam yang berasal dari dari pembakaran bahan bakar fosil, batu bara, dan pembakaran sampah.

El Nino

El Nino memperburuk dampak cuaca terhadap polusi udara. Pada bulan Juni 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan bahwa El Nino, yang di masa lalu telah menurunkan intensitas curah hujan dan menyebabkan musim kemarau yang lebih panjang. Menurut studi, untuk mencapai hasil maksimal menghilangkan polusi dari curah hujan, butuh minimal lima milimeter hujan agar dapat membuat kelembaban dan menyapu partikel halus polusi yang ada.

Emisi

Selain musim kemarau berkepanjangan polusi juga disebabkan oleh emisi yang tinggi. Ini menyebabkan titik polusi di Jabodetabek dan Jawa Timur. Menurut Sistem prakiraan Global Near-Real-Time Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS), hampir setiap hari di wilayah Metropolitan Jakarta dan sekitarnya dan di sisi timur Pulau Jawa di Surabaya, dianggap masyarakat hidup di kondisi udara yang tidak sehat. Ini mengindikasi bahwa sebagian besar udara kotor yang dihirup oleh masyarakat daerah Jabodetabek dan Jawa Timur, dihasilkan dari knalpot kendaraan bermotor, dan pembangkit listrik di wilayah Jabodetabek.

Baca Juga:

Polusi Udara Marak, Tubuh Harus Tetap Gerak

polusi
Polusi udara berdampak langsung pada kesehatan penduduk Jakarta. (MP/Suryo)

Kendaraan bermotor

Transportasi menjadi sumber polusi lokal yang terjadi di Jakarta. Setiap hari, sekitar 10 juta komuter dari kota-kota satelit memasuki kota Jakarta. Pada tahun 2018, terdapat 20 juta kendaraan bermotor di Jakarta, termasuk 13 juta sepeda motor. Angka tersebut terus bertambah dengan laju lima persen per tahun. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengakui, kontribusi besar transportasi pribadi terhadap polusi udara Jakarta. Sektor transportasi di Jakarta menyumbang sekitar 67 persen polusi udara, dan untuk kendaraan besar menyumbang 84 persen emisi karbon hitam.

Kesehatan

Polusi udara berdampak langsung pada kesehatan penduduk Jakarta. Studi pada tahun 2023 menemukan bahwa ada lebih dari tujuh ribu anak terkena dampak ini. Lalu lebih dari 10 ribu kematian dan lebih dari lima ribu anak dirawat inap. Studi yang sama juga menjelaskan bahwa kerugian ekonomi akibat penyakit yang berhubungan dengan polusi mencapai sekitar dua persen dari PDB provinsi Jakarta. Selain kematian, ada pula kerugian pada ibu hamil atau pun bayi yang ditimbulkan oleh polusi udara Jakarta, yaitu lahir bayi prematur, berat badan lahir rendah, dan kematian pada bayi.

Penanggulangan

Lalu bagaimana cara mengurangi polusi yang ada di kota Jakarta? Upaya yang dilakukan oleh pemerintah sudah tepat, Presiden Joko Widodo mengadakan rapat kabinet dengan para menteri dan pemimpin daerah, untuk menyepakati solusi jangka pendek dan jangka panjang. Lalu langkah darurat sudah diambil termasuk penyemprotan air dari gedung-gedung tinggi, menutup pabrik arang yang dianggap jadi sumber polusi Jakarta Timur, dan mengurangi emisi kendaraan juga diprioritaskan untuk segera dilakukan.

Untuk jangka panjang, pemerintah juga telah berinvestasi pada transportasi umum, yang bertujuan untuk menghubungkan kota dengan menambahkan rute-rute baru pada jaringan transportasi. Untuk mendorong penggunaan angkutan umum, dan layanan mikrobus yang beroperasi di jalan-jalan.

Inisiatif dan kebijakan pemerintah provinsi dengan melakukan perluasan angkutan massal, memainkan peran penting dalam membentuk lanskap transportasi yang lebih besar dan mengatasi polusi udara di Jakarta. Kunci utamanya masyarakat juga harus turut membantu mewujudkan strategi yang sudah dirancang, agar bisa hidup nyaman dengan kualitas udara yang baik. (zvw)

Baca Juga:

Water Mist bukan Jawaban Masalah Polusi

#Kesehatan #September Sebangsa Seudara
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan