Polri Perkuat Pembuktian Ilmiah di Kasus Adu Tembak Polisi Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo. ANTARA/Laily Rahmawaty/am.

MerahPutih.com - Tim khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus adu tembak sesama anggota polisi yang terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, Polri memperkuat proses pembuktian ilmiah dalam mengusut kasus di balik tewasnya Brigadir J. Hal itu untuk menghindari spekulasi-spekulasi yang tidak jelas.

Baca Juga

Polri dan Komnas HAM Koordinasi Perkara Penembakan Antaranggota Polisi

"Untuk menghindari spekulasi yang dianalogikan tanpa didukung oleh pembuktian ilmiah dan bukan orang yang expert di bidangnya justru akan memperkeruh keadaan," kata Dedi di Jakarta, Minggu (17/7).

Dalam hal ini, tim khusus mengedepankan pendekatan Scientific Crime Investigation (SCI). Sehingga, seluruh hasil penyelidikan bisa dipertanggungjawabkan.

Pembuktian ilmiah yang dipakai Polri yakni merampungkan hasil autopsi dari keterangan dokter forensik. Kemudian, laboratorium forensik tengah melakukan uji balistik dari proyektil, selongsong dan senjata api dalam peristiwa itu.

"Di tempat kejadian perkara (TKP), pihak Inafis akan melakukan olah TKP. Ini untuk menemukan sidik jari DNA, mengukur jarak dan sudut tembakan, CCTV, Handphone dan lainnya," ujar Dedi.

Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri juga melakukan pemeriksan ke sejumlah saksi-saksi dan memberikan asistensi ke tim penyidik dari Polres Metro Jakarta Selatan.

Baca Juga

Mabes Polri Janji Transparan dalam Usut Kasus Penembakan di Rumah Kadiv Propam

Dengan keseluruhan proses pembuktian ilmiah ini, kata Dedi, diharapkan fakta yang sebenarnya akan terungkap. Nantinya, Polri akan menyampaikan secara objektif dan transparan kepada masyarakat terkait dengan penanganan perkara ini.

"Jadi nanti hasilnya akan sangat jelas dan komprehensif karena bukti yang bicara secara ilmiah dan ada kesesuaian dengan hasil pemeriksaan para saksi-saksi," tutur Dedi.

Diketahui, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan kepada seluruh jajaran untuk menindaklanjuti insiden kasus baku tembak antar personel polisi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Instruksi itu pun ditindaklanjuti dengan pembentukan tim khusus yang langsung dipimpin oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono beserta jajaran Irwasum, Bareskrim, Provos, hingga Paminal Polri.

Selain melibatkan instansi internal Polri, tim khusus ini juga melibatkan rekan-rekan dari eksternal yakni Kompolnas. Langkah itu dilakukan agar proses hukum nantinya bisa lebih transparan.

Di mana baku tembak yang melibatkan Bharada E berujung tewasnya Brigadir Yoshua akibat tertembus timah panas. Kejadian itu terjadi pada Jumat (8/7), sekira pukul 17.00 WIB di rumah dinasnya Duren Tiga, Jakarta Selatan. Namun baru terekspose beberapa hari kemudian. (Knu)

Baca Juga

Polri Usut Oknum Aparat Diduga Intimidasi Wartawan Dekat Rumah Irjen Ferdy Sambo

LAINNYA DARI MERAH PUTIH
Dinsos DKI Buka Suara soal Polemik Dugaan Korupsi Bansos Era Anies
Indonesia
Dinsos DKI Buka Suara soal Polemik Dugaan Korupsi Bansos Era Anies

"Saya pastikan kami berkontrak habis di 31 Desember 2020," kata Premi di Jakarta, Jumat (13/1).

[HOAKS atau FAKTA]: Piala Dunia U20 Terancam Batal karena Acara Relawan Jokowi
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Piala Dunia U20 Terancam Batal karena Acara Relawan Jokowi

Beredar kabar bahwa penyelenggaraan Piala Dunia U20 mendatang di Indonesia terancam batal.

Jokowi Imbau Hilangkan Politik Adu Domba dan Kebencian di Pemilu 2024
Indonesia
Jokowi Imbau Hilangkan Politik Adu Domba dan Kebencian di Pemilu 2024

Pemihan Umum (Pemilu) 2024 semakin dekat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar para calon maupun pendukung untuk mengedepankan politik berkualitas.

Kondisi Ekonomi di 2023 Makin Kompleks
Indonesia
Kondisi Ekonomi di 2023 Makin Kompleks

Di masa-masa sulit, uang masyarakat yang ada dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi instrumen yang sangat penting

KPK Periksa Dito Mahendra di Kasus TPPU Nurhadi
Indonesia
KPK Periksa Dito Mahendra di Kasus TPPU Nurhadi

Dito akan diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang menjerat eks Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi.

Pengganti Pejabat Ditreskrimum Polda Metro yang Dicopot Tunggu Instruksi Mabes Polri
Indonesia
Pengganti Pejabat Ditreskrimum Polda Metro yang Dicopot Tunggu Instruksi Mabes Polri

Polda Metro Jaya masih menunggu instruksi Mabes Polri terkait pengisian sejumlah jabatan strategis yang kosong imbas pencopotan terkait kasus tewasnya Brigadir J.

Anies Diminta Alokasikan Dana APBD untuk Peningkatan Kompetensi Guru
Indonesia
Anies Diminta Alokasikan Dana APBD untuk Peningkatan Kompetensi Guru

Fraksi PSI DPRD DKI meminta Pemprov menetapkan alokasi khusus untuk peningkatan kompetensi guru setiap tahunnya. Sebab selama ini pengembangan kemampuan kerja guru sangat jarang dilaksanakan.

Dilarang Pemerintah Pusat, Honorer Malah Bertambah Hampir 2 Juta
Indonesia
Dilarang Pemerintah Pusat, Honorer Malah Bertambah Hampir 2 Juta

Sebenarnya per 2018, sisa tenaga honorer hanya sekitar 444.687 orang, yang disebut sebagai tenaga honorer kategori II/THK 2.

Michael Victor Sianipar Mengundurkan Diri dari PSI
Indonesia
Michael Victor Sianipar Mengundurkan Diri dari PSI

"Saya bergabung di PSI sejak tahun 2015, dan pernah juga menjadi pengurus dari tingkat kota hingga DPP. Banyak hal yang sudah saya lakukan bersama rekan-rekan di PSI. Namun dengan berat hati, sudah saatnya saya mengundurkan dari dari partai yang saya cintai ini," kata Michael

Penambahan Kasus Harian COVID-19 Kembali Diatas Angka 200-an
Indonesia
Penambahan Kasus Harian COVID-19 Kembali Diatas Angka 200-an

enambahan kasus harian COVID-19 kembali menyentuh angka 200-an dalam sehari. Padahal, sebelumnya rata-rata penambahan kasus harian sudah menyentuh angka 100-an.