DARI masa bayi hingga dewasa muda, pola pikir anak-anak sedang ditempa. Secara tipis tergantung dari pola asuh yang diterapkan orang tua. Lebih dari setengah abad penelitian telah menunjukkan efek dari pengasuhan baik yang responsif atau penuh tuntutan.
Pola asuh yang responsif yakni bagaimana orang tua memahami dan memenuhi kebutuhan. Sementara pola asuh yang menuntut adalah tentang membangun dan menegakkan harapan.
Baca juga:
Ternyata dengan mengombinasikan pengasuhan yang responsif dan menuntut, menjadi pengasuhan yang paling terampil dan efektif.
Kombinasi ini dapat memupuk dua kekuatan mendasar yang sama-sama diperlukan dalam perkembangan anak, kemelekatan dan otonomi.
Dilansir dari Psychology Today, Psikolog Keluarga dan Pernikahan, Blake Griffin Edwards mengatakan pola asuh yang disiplin dapat membentuk karakter anak yang tangguh dan bertanggungjawab.

Orang tua yang selaras dan tanggap terhadap kebutuhan anak mampu membentuk karakter anak. Begitu pula orang tua yang menuntut dalam membimbing anak menuju kedewasaan dan kemandirian.
Orang tua semacam ini adalah ciri orang tua yang disiplin tegas tetapi tidak kaku. Mereka bersedia membuat pengecualian jika situasinya memungkinkan. Mereka berfokus pada penanaman nilai-nilai dan keterampilan utama. Termasuk di antaranya menenangkan diri, menunda kepuasan, komunikasi yang membangun, keadilan, dan kewarganegaraan.
"Gaya pengasuhan ini, juga disebut demokratis atau berwibawa, dicirikan oleh ekspektasi yang tinggi akan kedewasaan dan kepatuhan terhadap aturan sambil memungkinkan adanya dialog terbuka," urai Edwards.
Orang tua yang demokratis juga mendorong kemandirian dan menempatkan batasan serta kendali atas tindakan anak mereka.
Mereka menghubungkan hak istimewa anak-anak dengan demonstrasi tanpa mengenyampingkan tanggung jawab dan penilaian yang baik.
Mereka menetapkan standar yang jelas untuk anak-anaknya, memantau batasan yang mereka tetapkan, dan mendorong otonomi dengan menyediakan kekuatan dan ruang pengambilan keputusan yang luas untuk melibatkan minat unik mereka sendiri.
Baca juga:
"Ketika anak-anak berperilaku tidak baik, orang tua yang bijak merespons dengan cara yang memandu orang yang sedang berkembang yang tersembunyi di bawah suasana hati yang mengerikan atau perilaku impulsif," ujarnya.

Tipikal orang tua yang disiplin menuntut tanpa menggunakan kendali psikologis dan responsif secara emosional tanpa kehilangan kendali perilaku. "Mereka menjelaskan alasan di balik aturan, batasan, dan konsekuensi yang mereka terapkan," lanjutnya.
Anak-anak yang menerima jenis disiplin ini cenderung menjadi lebih asertif, bertanggung jawab secara sosial, mengatur diri sendiri, dan kooperatif.
Anak-anak dari orang tua demokratis mengalami kecemasan dalam menanggapi stres seperti yang lainnya. Namun telah terbukti seringkali anak-anak ini lebih mudah beradaptasi dalam menghadapi stres yang mereka hadapi.
Penelitian menunjukkan anak-anak dari orang tua demokratis cenderung tidak mengalami depresi atau kecemasan yang melemahkan, cenderung tidak terlibat dalam perilaku agresif secara sosial, dan cenderung tidak menggunakan zat ilegal.
Orang tua yang disiplin juga tahu secara intuitif lebih baik menegur kesalahan akademis anak-anak mereka daripada mendukung secara emosional. Dengan begitu anak akan mencari solusi untuk memecahkan masalah. (avia)
Baca juga: