Podcast Perdana SMTV Hadirkan Jebolan Havard University, Bahas 'The Indonesian Dreams'

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Selasa, 10 Agustus 2021
Podcast Perdana SMTV Hadirkan Jebolan Havard University, Bahas 'The Indonesian Dreams'
Podcast SMTV (Ist)

Merahputih.com - Bulan Agustus benar-benar dijadikan momentum untuk mengenang kembali perjuangan dan warisan para “Bapak Pendiri Bangsa” (the Founding Fathers) yang telah menorehkan piagam tentang Deklarasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 oleh Suara Muhammadiyah TV (SMTV) untuk memikirkan The Indonesian Dream.

Kemerdekaan menjadi gerbang utama bagi imajinasi kolektif tentang 'bangsa Indonesia yang diimpikan' (a dream country of Indonesia).

Baca Juga

Polda Metro Sempat Ingin Jemput Paksa Anak Akidi Tio Tapi Batal

Ajakan untuk berpikir tentang Indonesia yang diimpikan itu menjadi tema podcast perdana SMTV 'meet and dialogue' bersama Sukidi, Ph.D yang meraih gelar master dan doktor dalam studi Islam dan agama-agama di The Graduate School of Arts and Sciences, Harvard University, Cambridge, Amerika. Podcast ini dipandu oleh host SMTV, Wahyu Chusnul Muna.

Sukidi mengajukan 10 impian Indonesia yang diimpikan yaitu Impian kebinekaan (dream of diversity), Impian ketuhanan (dream of divinity), Impian gotong royong (dream of togetherness, cooperation, and mutual assistance), Impian kebebasan (dream of freedom), Impian kemanusiaan (dream of humanity), Impian persatuan (dream of unity), Impian keadilan (dream of justice), Impian kesetaraan (dream of equality), Impian kesejahteraan (dream of welfare) dan Impian demokrasi (dream of democracy).

SMTv ingin menyajikan wawasan keislaman dan kebangsaan yang damai dan segar kepada masyarakat. Menurut Direktur Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari, SMTv mengundang Sukidi untuk membahas masalah-masalah aktual kebangsaan dan memikirkan solusi yang relevan dalam perbincangan podcast dengan tema besar The Indonesian Dream. Acara ini akan tayang dua minggu sekali dan dapat diakses melalui channel SMTv di YouTube.

Sukidi berkata bahwa ia merasa pulang dan kembali ke Muhammadiyah, dimana ia tumbuh dan besar sebagai kader. Muhammadiyah juga jadi tempat Sukidi memperoleh visi keislaman yang mencerahkan.

“Insya Allah saya pun akan mengabdikan pikiran dan gagasan keislaman untuk Indonesia. Sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki impian, gagasan, dan pemikiran yang besar terhadap kelangsungan masa depannya," ujar Sukidi dikutip dari Infomu.co, Selasa (11/8).

Gagasan tentang The Indonesian Dream sangatlah inspiratif karena saat ini kita berada di bulan Agustus, bulan kelahiran bangsa dan negara Indonesia yang berdaulat. Inilah saat yang tepat untuk mengenang kembali warisan paling berharga dari bapak dan ibu pendiri bangsa. Imajinasi tentang impian Indonesia harus segera kita rumuskan dan kampanyekan bersama sebagai bintang penuntun untuk mewujudkan Indonesia yang modern, sejahtera dan demokratis.

Baca Juga

Polda Sumsel Ungkap Fakta Baru Kasus Sumbangan Keluarga Akidi Tio

Ada dua alasan mengapa The Indonesian Dream harus digelorakan. Pertama, ini merupakan cara terbaik kita untuk mengenang jasa para pendiri bangsa; mereka telah menetapkan gagasan tentang Indonesia, yang mampu bertahan selama 76 tahun. Dan kita percaya gagasan ini akan bertahan selamanya.

Kedua, gagasan ini juga menjadi ikhtiar bangsa Indonesia untuk senantiasa mencurahkan ide, pikiran, dan karya demi Indonesia yang lebih baik. Maka The Indonesian Dream merupakan impian bersama seluruh masyarakat Indonesia tentang sebuah negara terbaik. Gagasan ini juga diharapkan mampu menautkan sejarah masa silam dengan realita hari ini. Pertautan ini dapat melahirkan optimisme rasional yang memberikan harapan dan cita-cita mulia bangsa. Kita perlu berikhtiar bersama, dengan mengajak seluruh komponen bangsa untuk berpikir tentang Indonesia yang kita cita-citakan bersama. (*)

#Muhammad #Muhammadiyah
Bagikan
Bagikan