Karier

Plus Minus 'Hustle Culture'

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 06 Oktober 2021
Plus Minus 'Hustle Culture'
Sibuk bekerja tanpa henti ada plus dan minusnya. (Foto: Pixabay_ Pexels)

ZAMAN dahulu orang bekerja untuk kemudian bersenang-senang dengan liburan ke luar negeri atau sekadar belanja barang branded. Berbeda dengan masa kini yang serba sibuk kerja demi meningkatkan karier. Sebut saja hustle culture, kebiasaan anak muda modern yang hanya memikirkan urusan pekerjaan sampai tidak punya waktu untuk me-time. Anak muda zaman sekarang cenderung hanya memikirkan bagaimana caranya untuk sukses dan mengabaikan kesehatan mental.

Menurut studybreaks.com, tidak hanya kesehatan mental saja yang diabaikan oleh para penganut hustle culture. Tubuh yang dipaksa bekerja tanpa istirahat juga berpotensi mengalami gangguan kesehatan. Tak jarang hustle culture membuat seseorang membandingkan kesuksesannya dengan orang lain dan akhirnya selalu merasa kurang.

Baca Juga:

Pentingnya Memberikan 'Bonus' kepada Karyawan, Termasuk Hampers Lebaran

1. Dana pensiun terpenuhi

Mengumpulkan dana pensiun lebih cepat dari orang lain. (Foto: Pixabay/andibreit)

Hustle culture memang cocok bagi kamu yang ingin cepat-cepat pensiun dini. Memanfaatkan usia produktif dengan sibuk bekerja tentu saja membuat rekening dana pensiun milikmu segera menggendut. Apalagi penganut hustle culture seolah-olah tak kenal lelah, sehingga tidak keberatan jika harus tetap melanjutkan pekerjaan pada jam tidur.

2. Kesehatan menurun

Terus menerus mengalami masalah kesehatan. (Foto: Pixabay/Victoria_Borodinova)

Akibat tidak memerhatikan me-time untuk refreshing dan mengabaikan jam tidur, akhirnya tubuh menjadi korban dari hustle culture. Rajin bekerja memang baik untuk memenuhi kebutuhan finansial, tetapi tubuh tetap membutuhkan waktu untuk memperbaiki sel-sel yang rusak dan membiarkan organ-organ vital beristirahat sejenak.

Ingat ya bekerja keras itu agar kamu bisa hidup dengan nyaman, bukan untuk membayar obat-obatan dari penyakit yang muncul hanya karena kurang istirahat.

Baca Juga:

Jangan Gugup Menjalani Wawancara Kerja Bahasa Inggris

3. Karier meningkat pesat

Lebih cepat mencapai kesuksesan. (Foto: Pixabay/Free-Photos)

Rahasia orang-orang sukses di dunia memang hanya bekerja tanpa henti dan waspada melihat berbagai peluang kecil. Menggeluti dunia bisnis atau mulai dari nol di dunia korporat sama-sama membutuhkan waktu yang lama untuk bisa sukses.

Ketika mengikuti gaya hustle culture, tentunya karier akan lebih cepat naik jika dibandingkan dengan mengikuti alur pekerjaan yang biasa-biasa saja seperti pada umumnya. Semua tergantung keputusan masing-masing ya.

4. Tidak memiliki beragam pengalaman

Hanya sukses di satu bidang saja. (Foto: Pixabay/Anemone123)

Bukan lagi rahasia umum jika hustle culture bisa membuatmu lebih cepat meraih kesuksesan. Sayangnya hustle culture juga cenderung membuatmu kehilangan banyak pengalaman lain selain bidang pekerjaan yang sedang kamu geluti. Hustle culture memaksamu fokus hanya kepada pekerjaanmu sampai kamu tidak memiliki waktu untuk melakukan aktivitas lain atau pun mengambil jobdesk yang berseberangan dengan pekerjaanmu.

5. Cenderung anti-sosial

Tidak punya teman. (Foto: Pixabay/Pexels)

Bagaimana mungkin penganut hustle culture memiliki banyak teman? Menggunakan waktunya sejenak untuk me-time saja tidak bisa, apalagi untuk sekadar nongkrong bersama teman. Itu alasan mengapa gaya hidup hustle culture membuat seseorang menjadi anti-sosial. (mar)

Baca Juga:

Terapkan Work-Life Balance di Masa Pandemi

#Karier #Gaya Hidup
Bagikan
Ditulis Oleh

Maria Theresia

Your limitation -- it's only your imagination.
Bagikan