MAHASISWA Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) berhasil membesut platform influencer marketing bernama Digiflux. Platform hasil buatan Muhammad Asad Al Balad, Firwam Al Ayubi Rachman dan Aurelius Ian ini menyajikan performa dan pengalaman berbeda saat digunakan.
Ketua tim Digifilux, Muhammad Asad Al Balad menyampaikan, bahwa Digiflux dirancang mengusung metode design thinking yang jadi kerangka berpikir untuk mensolusikan dengan menggunakan pendekatan kepada pengguna (user centered).
Baca Juga:

“Dari hasil pengujian prototipe aplikasi yang kami uji cobakan kepada beberapa pengguna. Mereka mampu menjalankan aplikasi dan menyelesaikan tugas dengan baik," jelas Asad saat dikonfirmasi, Senin (16/11).
Aplikasi ini memudahkan para pelaku usaha untuk pemasaran produknya dengan jasa influencer melalui tiga pengalaman berbeda. Tiga pengalaman tersebut merupakan rekomendasi influencer sesuai preferensi bisnis melalui bantuan Artificial Intelligence (AI).
"AI merupakan fitur pembayaran yang menyesuaikan nominal dengan performa sang influencer, berikut laporan data analitik pada performa influencer yang terus diperbarui sesuai waktu sebenarnya," imbuh Asad.
Baca Juga:

Asad menambahkan, ide ini muncul dari kedua temannya yang sama-sama berasal dari Departemen Sistem Informasi, yakni Muhammad Rizaldi dan Achmad Zaenuri.
"Namun, jika performa endorment buruk, maka mereka ini harus rela uangnya terbakar begitu saja. Untuk itu, pelaku usaha harus memahami bagaimana cara memperoleh influencer yang tepat dengan harga yang friendly, tanpa hasil yang zonk," ungkap Asad.
Inovasi ini akhirnya berhasil menyabet medali perak di cabang lomba Desain Pengalaman Pengguna (UX Design) pada Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Gemastik) XIII tahun 2020 waktu lalu. (Andika Eldon/Surabaya)