"KURANGI penggunaan plastik", "plastik membunuh bumi", "gunakan kantong belanja", menjadi himbauan-himbauan yang pasti sering kamu baca atau dengar dimana-mana. Bumi kita tercinta memang sudah semakin sakit dan kotor, dan plastik sekali pakai dijadikan pelaku utamanya.
1. Terbuat dari bahan bakar fosil

Plastik konvensional terbuat dari bahan bakar fosil yang merupakan produk dari industri minyak dan gas. Plastik terbuat dari minyak bumi sampingan, tepatnya dari etana dan propana cairan gas alam atau Natural Gas Liquids (NGLs) yang diekstraksi. Etana akan dibuat menjadi etilena yang merupakan fondasi dari polietilena, plastik paling umum digunakan di dunia untuk pembuatan botol, kemasan barang, dan pakaian sintetis. Kemudian propana diolah oleh perusahaan dehidrogenasi menjadi propilena. Olahan ini merupakan fondasi polipropilen yang biasa dijadikan sebagai bahan kemasan makanan dan manufaktur perusahaan.
Jutaan tahun untuk memproduksi bahan bakar fosil tersebut. Produk turunannya hanya dipakai dalam beberapa waktu. Namun butuh waktu lama Membutuhkan waktu jutaan tahun untuk terbentuk, nampaknya bahan bakar fosil yang masih harus ditambang dan diproduksi lagi tidak setimpal jika hanya dijadikan sebagai plastik sekali pakai yang kadang hanya digunakan selama beberapa menit.
2. Mencemarkan laut

Laman oceanservice.noaa.gov menuliskan bahwa laut menutupi lebih dari 70% permukaan planet bumi. Terlepas dari seberapa luasnya laut di planet kita ini, faktanya pantai di belahan bumi manapun saat ini mengalami masalah pencemaran sampah plastik. Ini menjadi bukti bahwa kondisi bumi dalam masalah.
Selain merusak keindahan wisata bahari, banyaknya sampah juga akan mempengaruhi ekosistem laut dan menghambat ekonomi bagi penduduk setempat yang menjadikan laut sebagai mata pencaharian.
Baca juga: Deretan Benda-Benda Daur Ulang Sampah Plastik yang Kece Abis
3. Membunuh burung laut

Selain berdampak buruk bagi sesama manusia, hewan-hewan tidak berdosa juga terkena dampak dari limbah yang diciptakan manusia setiap harinya. Tidak terhitung jumlah burung laut dan hewan air lainnya yang mengira plastik di laut sebagai makanan. Ini semakin diperkuat dengan bangkai albatros yang membusuk di pulau Pasifik dengan isi perut berisi plastik utuh. Bisa jadi plastik ini dikonsumsi elang laut, yang tentunya akan merusak rantai makanan.
4. Partikel plastik beracun yang tidak bisa dibersihkan

Di dalam laut, problemnya akan semakin parah. Serpihan plastik kecil beracun yang telah dihancurkan oleh ombak, matahari dan angin ini menjadi partikel yang tidak mungkin dibersihkan. Dilansir dari surfrider.com, jumlah mikroplastik di dalam laut telah melebihi jumlah plankton dengan perbandingan 6:1.
Plankton menjadi sumber makanan bagi berbagai jenis hewan laut. Mikroplastik ini memiliki ukuran sempurna untuk dimakan oleh ikan yang mempengaruhi kesehatan ikan. Ini berdampak pada rantai makanan manusia yang mengonsumsi ikan laut yang sudah terkontaminasi racun plastik.
5. Jumlah oksigen di dunia menjadi berkurang

Dilansir dari nationalgeographic.org, 70% oksigen di dunia berasal dari tanaman laut, dan sampah di laut mengancam keberlangsungan hidup kita. Tanpa kita sadari, sampah-sampah ini mempengaruhi kuantitas produksi oksigen oleh tanaman laut dan juga seberapa banyak karbon dioksida yang mereka serap. (shn)
Baca artikel: Lestarikan Bumi, Supermarket ini Ganti Pembungkus Plastik dengan Daun Pisang