MerahPutih.com - Banyak terjadi bencana besar di Indonesia mulai dari banjir bandang, erupsi gunung berapi hingga gempa besar yang berpotensi tsunami, jelang akhir tahun ini, membuat PKS menyiagakan kader.
Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Aljufri menyatakan, sebanyak 80 ribu relawan PKS siap siaga membantu misi kemanusiaan menanggulangi bencana di Tanah Air.
Baca Juga:
Bencana Hidrometeorologi Intai Indonesia, Pakar UGM Sebut Perlu Ada Ronda Malam
"Peran elemen masyarakat di luar pemerintah sangat penting dalam kolaborasi bersama menanggulangi bencana. Sebagai warga dari bangsa ini, harus bangkit bersama dengan pemerintah untuk memberikan yang terbaik kepada mereka yang terkena bencana," kata Salim.
Salim menegaskan, kesiapsiagaan yang dilakukan merupakan wujud komitmen sebagai seorang Muslim sekaligus warga negara.
"Ini suatu keniscayaan dan inilah wujud komitmen kita sebagai seorang Muslim, sekaligus warga negara Indonesia yang wajib membela dan melindungi masyarakat," kata Salim.
Salim memberikan apresiasi dan penghormatan kepada para Relawan PKS yang gugur di masa pandemi. "Saya ingin memberikan apresiasi dan penghormatan kepada para relawan PKS yang gugur di masa pandemi sebagai pahlawan kemanusiaan. Semoga amal perjuangan mereka diridai Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran," kata Salim.
PKS menggelar apel siaga relawan menghadapi bencana di Kantor DPP PKS pada 16 Desember 2021, untuk meningkatkan kesiapsiagaan kita dalam menghadapi bencana di negeri tercinta ini.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya manajemen pengelolaan air dalam menghadapi cuaca ekstrem akibat perubahan iklim.
Menurut Dwikorita, pemerintah perlu menyiapkan berbagai skenario dari yang paling risiko rendah hingga skenario terburuk dengan risiko yang sangat tinggi, sebab pola cuaca ekstrem di Indonesia saat ini jauh lebih sering terjadi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Fenomena siklon bisa dikatakan sangat jarang terjadi di wilayah tropis seperti Indonesia, namun, selama 10 tahun terakhir kejadian siklon tropis semakin sering terjadi. Kondisi ini menunjukkan bahwa dampak perubahan iklim adalah benar-benar nyata," ujar Dwikorita. (Pon)
Baca Juga:
Badan Geologi Perbarui Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Semeru