PKBM dapat Jadi Pusat Belajar Mumpuni

P Suryo RP Suryo R - Sabtu, 15 Oktober 2022
PKBM dapat Jadi Pusat Belajar Mumpuni
Pengembangan PKBM tidak lagi sekedar lembaga yang memberikan ijazah. (Unsplash/MATAQ Darul Ulum)

PUSAT Kegitan Belajar Masyarakat (PKBM) terkadang dipandang sebelah mata karena dianggap hanya menjadi media untuk mendapatkan ijazah. Padahal dalam PKBM diselenggarakan kegiatan pendidikan yang memberikan pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat, terutama bagi anak-anak.

Apalagi PKBM berbasis agama yang sering dianggap tidak cukup mendapatkan pendidikan secara umum dan luas. Stigma itu berhasil dipatahkan oleh seorang ibu bernama Putri Lenggo Geni yang menjadikan Madrasah Ahlakul Qurani (MAQ) Al Uswah yang berlokasi di Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta, sebagai lembaga pendidikan yang mumpuni.

Lulusan Program S2 Colorado State University itu melihat bahwa PKBM dapat juga dijadikan alternatif sekolah unggulan yang tidak kalah dengan sekolah formalitas lainnya.

Baca Juga:

Hidup Bahagia dengan Nilai-nilaimu Sendiri

sekolah
Lembaga pendidikan berbasis agama tak kalah dengan lembaga pendidikan lainnya. (Unsplash/Masjid Pogung Dalangan)

Putri menjelaskan bahwa kurikulum di MAQ Al Uswah telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga para murid dapat bersaing dengan murid lain kelak saat mereka lulus. “Kurikulum kami merupakan perpaduan kurikulum dasar yang dipadukan dengan tambahan agama Islam terpadu sesuai dengan ajaran Al Quran dengan cara mengajar yang unik dan menarik bagi anak-anak,” ujar Putri.

Putri memberi contoh misalnya terkait dengan kegiatan pendidikan jasmani dan kesehatan dimana MAQ AL Uswah memperkenalkan beragam jenis kegiatan antara lain berkuda, memanah dan berenang sebagai materi dasar. Hal ini menurut Putri sesuai dengan ajaran Al Quran yang mensyaratkan ketiga jenis olahraga tersebut wajib untuk dikenalkan kepada muslimin.

“Saya bersyukur dengan segenap upaya yang telah dilakukan, kami berhasil mendapatkan izin dari Dinas Pendidikan untuk menyelenggarakan PKBM Paket B dan C atau selevel dengan SMP dan SMA. Murid pun semakin berkembang dari yang awalnya hanya berjumlah 10 sekarang lebih dari 120 anak didik,” ungkap Putri.

Perubahan gaya hidup dan pola asuh, khususnya di kalangan pasangan muda yang memiliki anak, tidak luput dari perhatian Putri. Seiring dengan berjalannya waktu, pasangan suami istri harus bekerja untuk memenuhi tuntutan ekonomi. Konsekuensinya, mereka menitipkan buah hati kepada keluarga di rumah atau lembaga pendidikan.

Pola asuh mereka terkadang berbeda dengan orangtua. Efeknya, perkembangan emosi dan perilaku anak bisa terganggu dan memicu berbagai masalah, khususnya terkait dengan moralitas anak.

“Banyak wali murid kami yang mengeluhkan sebelum anaknya menimba ilmu di MAQ, mereka (anak-anak) sudah mulai terbiasa dengan kata-kata kasar dan menganggap itu suatu hal biasa. Hal-hal seperti ini apabila dibiarkan akan menjadi masalah besar di kemudian hari,” terang Putri.

Baca Juga:

Olahraga Bantu Kembangkan Karakter Sosial dan Keterampilan Anak

sekolah
Putri Lenggo Geni mengedepankan aspek agama dan adab sebagai materi pembelajaran utama. (Al Uswah)

Berlatar belakang fakta tersebut, Putri mengedepankan aspek agama dan adab sebagai materi pembelajaran utama di Madrasah Ahlakul Qurani. Perempuan yang aktif di Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) itu juga berharap sekolah PKBM tersebut dapat diperluas hingga ke jenjang pendidikan setara sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).

Namun bukan hal yang mudah bagi Putri untuk menjalankan sekolah ini pada awalnya. Selepas pensiun dan bermodalkan uang pensiun suaminya, Putri merintis pendirian sekolah formal berbentuk PKBM.
“Saya sebenarnya tidak memiliki keinginan untuk mempunyai sebuah sekolah. Namun, ketika memasuki masa pensiun, saya ditawarkan mengambil alih gedung beserta sekolahnya oleh rekan kerja di kantor,” ungkap Putri.

Pengalamannya sebagai Head of Training and Education Center di Perum BULOG juga menjadi bekalnya dalam merintis bisnis di sektor pendidikan. Tantangannya menjalankan lembaga pendidikan ini berasal dari internal dan eksternal yang kemudian berhasil ia atasi dengan baik.

Pada awal pendirian Madrasah Ahlakul Qurani, nenek 4 cucu ini harus beradaptasi dengan para ustadz dan ustadzah hingga mereka siap. Langkah pertama yang ia lakukan dalam menyiapkan kompetensi tenaga pengajar ialah mengikutsertakan mereka ke berbagai pelatihan online dan offline sehingga kemampuan mengajar para ustadz serta ustadzah berkembang terus.

“Jadi akhirnya saya mendirikan MAQ Al Uswah dengan harapan anak-anak usia dini terlebih dahulu mengenal dan lebih dekat dengan kitab sucinya, yakni Al Quran. Sebab, tanpa kita sadari, semua ilmu yang ada saat ini bersumber dari Al Quran, sehingga ini menjadi bekal fondasi awal anak-anak dalam menjalani kehidupan mereka di masa akan datang,” paparnya. (*)

Baca Juga:

Mengikis Pengalaman Traumatis KDRT pada Anak

#Inspirasi #Pendidikan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love
Bagikan