Merahputih.com - Pimpinan MPR mengapresiasi langkah tegas Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, yang memerintahkan Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mencopot komandan Pangkalan Udara TNI AU Johanes Abraham Dimara dan komandan Satuan Polisi Militer Pangkalan Udara TNI AU Johanes Abraham Dimara.
Langkah itu, merupakan contoh baik oleh pimpinan TNI dalam menanggapi tindak kekerasan yang dilakukan dua oknum anggota TNI AU terhadap seorang warga di Merauke, Papua Barat, Senin (26/7).
“Langkah Panglima TNI patut diapresiasi karena bertindak cepat, tegas, dan terukur sehingga kasus ini tidak berdampak buruk bagi persatuan dan kesatuan bangsa," kata Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan dalam keterangannya, Kamis (29/7).
Baca Juga:
TNI AU Kirim 26 Ribu Kilogram Paket Bantuan ke NTT
Ia menilai, yang dilaksanakan Tjahjanto menunjukkan bahwa pembinaan keanggotaan di jajaran TNI berlangsung secara akuntabel dan tanpa pandang bulu.
Hal itu juga patut menjadi contoh bagi pimpinan negara lain untuk dapat bertindak tegas jika ada kesalahan yang dilakukan bawahannya.
"Saya harap semua komponen masyarakat, aparat negara, tokoh agama, tokoh adat, dan masyarakat umum untuk saling menjaga persatuan dan kesatuan bangsa," ujarnya.

Ia juga meminta agar oknum yang melanggar hukum harus ditindak sesuai peraturan perundang-undangan dan yang penting adalah jangan sampai kejadian di Merauke tersebut mengganggu kehidupan sosial dan politik di Papua.
Hasan berharap kejadian di Merauke menjadi peristiwa terakhir dan jangan sampai ada lagi penegakan hukum yang kehilangan dimensi kemanusiaannya.
Sebelumnya Prasetyo memutuskan mencopot komandan Pangkalan Udara TNI AU Johanes Abraham Dimara dan komandan Satuan Polisi Militer Pangkalan Udara TNI AU Johanes Abraham Dimara dalam pernyataan publiknya, di Jakarta, Rabu (28/7). Walau begitu, nama-nama pejabat baru belum ditentukan.
Baca Juga:
Dua Oknum Anggota Injak Kepala Warga di Papua, TNI AU Minta Maaf
"Setelah melakukan evaluasi dan pendalaman, saya akan mengganti komandan Lanud JA Dimara beserta komandan Satuan Polisi Militer Lanud JA Dimara," ujar dia.
Pergantian itu bentuk pertanggungjawaban atas kejadian tindak kekerasan yang dilakukan dua oknum anggota Lanud Dma karena itu komandan satuan bertanggungjawab membina anggotanya. Ia juga memastikan proses penanganan kasus tersebut akan dilakukan secara transparan dan sesuai aturan yang berlaku. (Pon)