Pilpres 2024 Diprediksi Berlangsung Ketat hingga Dua Putaran

Zulfikar SyZulfikar Sy - Rabu, 08 Juni 2022
Pilpres 2024 Diprediksi Berlangsung Ketat hingga Dua Putaran
Ilustrasi - Sejumlah mural bertemakan pemilu menghiasi tembok sudut di Kota Tangerang, Banten, Jumat, (12/4/2019). (Foto: MP/Rizki Fitrianto)

MerahPutih.com - Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 diprediksi bakal sengit. Pencoblosan putaran pertama dijadwalkan 14 Februari 2024. Saking ketatnya, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) memprediksi Pilpres 2024 digelar dua putaran hingga 26 Juni.

Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes mengatakan, dalam beberapa waktu terakhir, terjadi berbagai manuver partai politik yang ditunjukkan dengan pertemuan pimpinan partai politik. Karena itu, Pilpres 2024 diyakini akan berlangsung kompetitif.

"Karena jarak elektabilitas di antara tiga calon populer berdasarkan hasil survei sangat dekat. Sehingga Pilpres akan berpotensi terjadi dua putaran," ujar Arya dalam media briefing, Rabu (8/6).

Baca Juga:

Magnet Formula E Bikin Anies Jadi Rebutan Parpol Jelang Pilpres 2024

Arya menyebut ada tiga alasan perhelatan Pilpres 2024 bakal berlangsung kompetitif dan ketat. "Jarak elektabilitas terutama di antara tiga calon yang populer berdasarkan sejumlah hasil survei relatif sangat dekat atau ketat," ungkap dia.

Kedua, Pilpres 2024 bakal berlangsung ketat lantaran koalisi antarpartai saat ini masih cair. Seluruh partai saat ini masih terbuka untuk saling berkoalisi, baik partai dengan platform yang sama maupun lintas partai. "Koalisi yang cair ini mempengaruhi pilpres mendatang," imbuh peneliti CSIS itu.

Menurut dia, tidak adanya petahana Presiden Joko Widodo juga bakal mempengaruhi ketatnya Pemilu 2024 mendatang. Sebab, konstitusi mengatur masa jabatan presiden dua periode. "Jadi tidak adanya petahana diprediksi pilpres akan sangat ketat dan kompetitif," ujar Arya.

Baca Juga:

SBY Bertemu Surya Paloh Selama 3 Jam, Bahas Pilpres 2024

CSIS juga memprediksi tren perilaku koalisi partai di Pemilu 2024 mendatang akan sangat berubah. Perubahan pertama, partai politik akan terdorong untuk membuat koalisi lebih dini.

Karena relatif saat ini dari sisi kandidat itu cukup banyak kandidat-kandidat potensial yang dicalonkan partai partai politik. Baik kandidat yang berada di lapis pertama, atau lapis kedua, hingga lapis ketiga.

"Jadi partai punya banyak pilihan untuk mencalonkan kira-kira siapa yang akan mereka dukung dalam kontestasi pilpres mendatang," kata Arya.

Lebih jauh, Arya meyakini elite partai akan menjadi faktor penting dalam mempengaruhi peta koalisi ke depan, berbeda dengan pilpres dua periode sebelumnya di mana faktor kandidat capres-cawapres menjadi penting.

Oleh karena itu, Arya menilai soliditas koalisi akan sangat dipengaruhi hasil pemilu legislatif, sekaligus otomatis berdampak akan ikut mempengaruhi peta dukungan koalisi saat Pilpres 2024 memasuki putaran kedua. (Knu)

Baca Juga:

Tingginya Kans Ganjar di Pilpres 2024 Tak Buat PDIP Tergoda

#Breaking #Pilpres #Pemilu #Pilpres 2024
Bagikan
Bagikan