ACARA kompetisi pertempuran udara AI (kecerdasan buatan) badan penelitian Pentagon dihelat pada 20 Agustus. Pada ajang itu, algoritma yang dikembangkan Sistem Heron dengan mudah mengalahkan pilot pesawat tempur dalam lima putaran. Kemenangan itu mengakhiri kompetisi satu tahun penuh yang diselenggarakan oleh Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan.
Kompetisi yang disebut AlphaDogfight Trials ini merupakan bagian dari program Air Combat Evolution DARPA. Kali ini, kompetisi mengeksplorasi otomatisasi dalam pertempuran udara-ke-udara dan dalam upaya meningkatkan kepercayaan manusia pada sistem AI.
Baca juga:

“Dari perspektif manusia, dari dunia pilot pesawat tempur, kami berbicara tentang apa yang kami percayai apa yang berhasil. Apa yang kami lihat ialah di area terbatas ini, dalam skenario khusus ini, kami memiliki AI yang berfungsi," kata perwakilan DARPA, Justin Mock, seorang pilot pesawat tempur dan komentator untuk uji coba tersebut.
Untuk alasan keamanan operasional, pilot manusia hanya dikenal penonton dengan nama panggil 'Banger'. Ia merupakan lulusan kursus instruktur senjata angkatan udara. Sebuah kursus pelatihan yang sangat selektif yang diperuntukkan bagi pilot pesawat tempur top. Sementara itu, kemenangan untuk sistem AI merupakan langkah maju yang besar untuk program DARPA.
Meskipun demikian, kondisi dalam simulasi itu tidak realistis untuk pertempuran udara. Sistem kecerdasan buatan memiliki informasi yang sempurna. Menurut para ahli, peristiwa tersebut tidak pernah terjadi di lapangan. Selain itu, pilot manusia juga menerbangkan tongkat palsu di kursi virtual.
Baca juga:

“Ada banyak peringatan dan penolakan untuk ditambahkan di sini,” kata Kolonel Dan Javoursek, manajer program di Kantor Teknologi Strategis DARPA dalam siaran langsung pascaacara.
Selama kompetisi, sistem AI Heron menjadi terkenal karena agresivitasnya dan akurasi tembakannya. Banyak olokan yang dilontarkan sebelum pertarungan manusia-AI. Para pengolok juga mengatakan Heron sering membuat kesalahan dalam manuver dasar pesawat tempur dengan berpaling dari pesawat musuh ke tempat yang menurut AI pesawat lain akan pergi. Namun, keadaan selama pertarungan dapat dipulihkan karena 'kemampuan bidik superior' Heron dan pesawat pesaing terpancing.
Dilansir laman C4aisrnet, Heron adalah salah satu dari delapan tim AI yang dipilih oleh DARPA untuk mengikuti babak final kompetisi agensi. Heron mengungguli Lockheed Martin, Perspecta Labs, Aurora Flight Sciences, EpiSys Science, Georgia Tech Research Institute, PhysicsAI, dan SoarTech.
Para pemimpin DARPA dalam proyek tersebut mengakui hasil simulasi pertempuran udara hanyalah langkah pertama dalam perjalanan panjang untuk menerjunkan AI yang dapat bertarung dalam pertempuran udara.
“Kecerdasan buatan menunjukkan banyak hal yang menjanjikan. Semacam hal yang buruk di masa lalu," kata Javoursek.(lgi)
Baca juga: