PGI Apresiasi Jokowi Akui Pelanggaran HAM meski tidak Disertai Permintaan Maaf

Andika PratamaAndika Pratama - Kamis, 12 Januari 2023
PGI Apresiasi Jokowi Akui Pelanggaran HAM meski tidak Disertai Permintaan Maaf
Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom. Foto: dok. Istimewa

MerahPutih.com - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengakui 12 pelanggaran HAM berat masa lalu mendapatkan apresiasi dari Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pdt. Gomar Gultom.

Menurut Pendeta Gomar, pengakuan tersebut merupakan langkah langkah maju, bahkan lompatan besar pada proses penyelesaian pelanggaran HAM di Indonesia, yang selama puluhan tahun beberapa hal cenderung ditutupi bahkan disangkal adanya.

Baca Juga

Jokowi Akui 12 Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu

"Atas nama gereja-gereja di Indonesia, saya sangat mengapresiasi pernyataan pers Presiden terkait pelanggaran HAM berat masa lampau," kata Pendeta Gomar di Jakarta, Kamis (12/1).

Gomar menghargai setulusnya pengakuan dan penyesalan Presiden meskipun tidak disertai permohonan maaf.

"Sekali lagi hal ini menurut saya sudah sangat maju. Sesungguhnya dengan penyesalan itu, implisit di dalamnya sudah terkandung permohonan maaf," ujarnya.

Selain itu, Gomar juga mengapresiasi atas penegasan Presiden Jokowi yang menyatakan bahwa penyelesaian non yudisial ini tidak menegasikan penyelesaian secara hukum.

"Malah menurut saya, pengakuan ini bisa menjadi pintu masuk untuk proses hukum selanjutnya. Kini menjadi tugas seluruh elemen bangsa yang berkehendak baik untuk mengawal proses ini dengan lebih sungguh-sungguh," tegasnya.

Baca Juga

Jokowi Tanggapi Penangkapan Lukas Enembe oleh KPK

Sebagai tindak lanjut pernyataan ini, Gomar mengusulkan dua hal. Pertama, perlunya penghapusan segera berbagai bentuk memorial maupun materi sejarah yang ada selama ini, yang bisa dinilai sebagai pembelokan sejarah dan pengaburan fakta pelanggaran HAM yang terjadi.

Kemudian, kedua, perlunya memorialisasi atas pelanggaran HAM berat tersebut dalam bentuk statuta, sebagai peringatan kepada generasi berikut agar tidak terulang.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia mengakui terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat dalam sedikitnya 12 peristiwa di masa lalu.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi setelah menerima laporan Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran HAM (PPHAM) masa lalu yang diwakili Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/1).

Presiden juga menyatakan bahwa dirinya sangat menyesalkan terjadinya pelanggaran HAM berat dalam 12 peristiwa masa lalu.

Ke-12 peristiwa tersebut adalah Peristiwa 1965-1966, Peristiwa Penembakan Misterius 1982-1985, Peristiwa Talangsari di Lampung 1989, Peristiwa Rumoh Geudong dan Pos Sattis di Aceh 1989, Peristiwa Penghilang Orang Secara Paksa 1997-1998, dan Peristiwa Kerusuhan Mei 1998.

Kemudian Peristiwa Trisakti dan Semanggi I-II 1998-1999, Peristiwa Pembunuhan Dukun Santet 1998-1999, Peristiwa Simpang KKA Aceh 1999, Peristiwa Wasior Papua 2001-2002, Peristiwa Wamena Papua 2003, dan Peristiwa Jambo Keupok Aceh 2003. (Knu)

Baca Juga

Analis Komunikasi Sebut Pidato Megawati Sindir Jokowi, Ganjar dan FX Rudy

#PGI #Presiden Jokowi #Presiden Joko Widodo #HAM
Bagikan
Bagikan