Pesan Keberagaman Dari Pesta Rakyat Budaya Cap Go Meh

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Minggu, 04 Maret 2018
Pesan Keberagaman Dari Pesta Rakyat Budaya Cap Go Meh
Ribuan anak mengikuti pawai budaya pada acara Pesta Rakyat Budaya Cap Go Meh Waduk Pluit 2018. (Foto: Rizki Fitrianto/MP)

PERAYAAN Cap Go Meh atau hari ke-15 pada perayaan tahun baru atau Imlek bagi orang Tionghoa. Beragam acara kebudayaan dan tradisi leluhur acap diselenggarakan di kalangan Tionghoa.

Berbeda dengan perayaan sebelumnya, William Hui dan masyarakat Pluit, Jakarta Utara, merayakan Cap Go Meh dengan Pesta Rakyat. "Kami mengundang seluruh pihak dengan beragam latar budaya untuk ikut memeriahkan Pesta Rakyat Budaya Cap Go Meh. Jadi acara ini milik semua kalangan. Enggak sebatas orang Tionghoa," kata William Hui.

Tari Papua pada acara Pesta Rakyat Budaya Cap Go Meh Waduk Pluit. (Rizki Fitrianto/MP)

Perhelatan Cap Go Meh di Taman Waduk Pluit (3/3), memang kental dengan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Selain doa bersama lintas agama, terdapat beragam kesenian tradisional semisal Tari Dayak dan Papu serta kesenian tradisional lainnya ikut menyemarakan Pesta Rakyat Budaya Cap Go Meh Waduk Pluit 2018.

Perayaan Cap Go Meh tersebut, menurut Ibu Triana, Ketua Umum Rumpun Pelangi NKRI, merupakan bentuk pelestarian budaya dan tradisi. "Tradisi dan budaya juga bagia dari eksistensi kebhinnekaan. Di acara ini, bisa dilihat berbagai suku hadir di sini dan merayakan bersama. Inilah pesan keberagaman," ungkap Triana.

Pesan kebangsaan, lanjut Triana, sangat penting ditonjolkan pada acara ini karena bangsa Indonesia justru bisa kuat dan hebat karena semboyan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda suku dan budaya tapi tetap satu bangsa. "dari kekayaan dan keberagaman budaya ini bila dikelola dengan baik akan menghasilkan energi luar biasa untuk bangsa Indonesia," pungkas Triana. (*)

#Cap Go Meh 2018
Bagikan
Bagikan