Pesan Gus Mus Soal Menyikapi Perpolitikan di Afghanistan

Zulfikar SyZulfikar Sy - Jumat, 27 Agustus 2021
Pesan Gus Mus Soal Menyikapi Perpolitikan di Afghanistan
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, DR (HC) KH Ahmad Mustofa Bisri atau karib dipanggil Gus Mus (HO-BNPT)

MerahPutih.com - KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrab dipanggil Gus Mus berpesan kepada seluruh umat untuk senantiasa bijaksana dan jernih dalam memandang persoalan terkait Afghanistan.

“Kalau saya berpesan kepada siapa pun itu yang merasa ingin berjuang untuk agama, terutama yang beragama Islam, misalnya jika ingin berkhutbah, maka ngaji dan belajarlah lagi supaya jangan gampang ikut-ikutan terpengaruh dengan apa yang terjadi di sana (Afghanistan),” ujar pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin tersebut, di Rembang, Kamis (26/8), dalam keterangan tertulis.

Gus Mus mengajak agar semua pihak bisa melihat masalah itu secara jernih. Persoalan di Afghanistan harus dilihat dengan dari banyak sudut agar bisa memahami persoalan politik di sana. Jangan sampai peristiwa yang terjadi di sana, justru mengakibatkan efek perpecahan bagi Indonesia.

Baca Juga:

Taliban Sudah Tunjuk Menteri, Tiongkok dan Rusia Sepakat Bantu Afghanistan

“Jadi kita mestinya mendahulukan persoalan kita sendiri di sini. Lha persoalan yang tejadi di kita itu karena itu tadi, kita itu malas untuk terus belajar,” ucap Gus Mus.

Menurut dia, tidak bijaksana jika seseorang menelan mentah-mentah informasi dan narasi hanya dari satu sumber, tetapi harus paham betul bagaimana persoalan dan konflik yang terjadi di Afghanistan.

Ia meyakini kalau seseorang bersikap gegabah tersebut tentunya tidak akan membawa manfaat apa-apa selain konflik dan perpecahan terhadap bangsa.

“Masyarakat kita ini sudah berkali-kali kecele (tidak mendapatkan apa yang diharapkan). Ini karena apa ? Ya karena mereka ini tidak memakai landasan ilmu. Semuanya itu dalam memahami suatu masalah tentu sangat membutuhkan ilmu. Kalau tanpa ilmu, kita akhirnya ikut-ikutan,” ujarnya.

Sejumlah warga negara indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Afghanistan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (21/8/2021) ANTARA FOTO/Galih Pradipta/pras. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)
Sejumlah warga negara indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Afghanistan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (21/8/2021) ANTARA FOTO/Galih Pradipta/pras. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)

Oleh karena itu Gus Mus meminta kepada mereka yang mengaku sebagai tokoh agama yang selama ini ucapannya sudah didengarkan oleh orang banyak terutama, orang yang ucapannya dalam posisi sudah didengarkan, untuk lebih berhati-hati lagi dalam menyampaikan sesuatu.

“Kalau kurang ilmunya maka ya harus belajar lagi. Jangan kemudian dia sudah ditinggalkan orang banyak, lalu kemudian menarasikan sesuatu yang tidak benar,” tutur Gus Mus.

Ulama yang juga seorang penyair ini juga menanggapi terkait narasi-narasi keagamaan yang memecah belah umat yang justru disampaikan oleh ustaz-ustaz dan pengasuh keagamaan.

Menurut dia, seseorang harus mampu menahan nafsu beragama. Karena jika tidak diimbangi dengan kedalaman pengetahuan agama tentunya malah akan menjadi kemudaharatan dan mencoreng wajah agama itu sendiri.

“Kalau semangat keberagamaan ini berkobar-kobar, tentunya hal ini mestinya harus dilandasi dan diimbangi dengan pengetahuan agama yang cukup. Karena kalau tidak ini justru malah merusak wajah agama itu sendiri,” ucap Gus Mus.

Baca Juga:

Demo di Depan Gedung UNHCR Ricuh, Imigran Afghanistan Gunakan Anak Sebagai 'Tameng'

Menurutnya, para ustaz, pemuka agama maupun pengasuh keagamaan menjadi salah satu pihak yang bertanggung jawab jika adanya perpecahan. Karena persoalan agama dan narasi-narasi kebencian akibat perannya dalam memberikan tausiyah dan ceramah yang tidak didasari ilmu dan dasar keagamaan yang cukup.

“Jika ada justru narasi-narasi yang membuat orang menjadi terpecah, sesama kaum beragama ini pecah. Yang salah siapa? siapa lagi kalau bukan ustaznya? Kalau orang awam kan mendengarkan saja dan tidak paham. Jadi mereka mendapatkan itu dari ustaz-ustaznya,” kata kiai peraih gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang Kebudayaan Islam dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini. (*)

Baca Juga:

Anak dan Perempuan Tidak Dididik, G7 Siap Tahan Dana Milik Afghanistan

#Afghanistan #Gus Mus
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir
Bagikan