Perusahaan Label Rekaman Ikut Kembangkan Dunia Esports

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Jumat, 14 Oktober 2022
Perusahaan Label Rekaman Ikut Kembangkan Dunia Esports
Terjun ke dunia esports karena bagian dari strategi agar tetap relevan di kalangan generasi muda. (Foto: Unsplash/Sean Do)

PERUSAHAAN label rekaman dan manajemen selebritas, Trinity Optima Production (TOP) turut mengembangkan dunia esports Tanah Air. Melalui salah satu unit bisnisya yakni TOP+, perusahaan menyatakan telah menjadi salah satu pemegang saham di PT Generasi Tangguh Luar Biasa atau GPX (Generation of Power and Xtraordinary), sebuah tim esports sekalgus perusahaan talent management dan entertainment.

Pendiri GPX merupakan mantan pro player di kompetisi Mobile Legends Professional League (MPL), yakni Eko Julianto (Oura), Yurino Putra Angkawijaya (Donkey), dan Steven Kurniawan (Marsha).

CEO Trinity Optima Production, Yonathan Nugroho mengatakan, perusahaannya tengah mengarah ke sebuah transformasi, salah satunya dengan mengembangkan ekosistem hiburan di Indonesia.

"Guna menuju ke arah itu, kami ingin masuk ke beragam sektor yang strategis dan tentunya punya value jangka panjang, salah satunya industri esports," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com, Selasa (11/10).

Baca juga:

Setia Band Rilis Single Terakhir bersama Trinity Optima Production

Perusahaan Label Rekaman Ikut Mengembangkan Dunia Esports
Kerja sama antara Trinity Optima Production dan GPX. (Foto: Trinity Optima Production)

Juru Bicara Muda Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI), Yudistira Adipratama mengatakan, terdapat sekitar 465 juta penonton esports di seluruh dunia, naik 6,7 persen dari tahun sebelumnya. Di Indonesia terdapat lebih dari 53 juta gamers dengan mayoritas usia berada di kelompok Generasi Z.

"Di sini kami berkesempatan untuk membantu GPX secara operasional dan manajemen. Misalnya saat melakukan rekrutmen pemain dan talent, pengelolaan perusahaan, sampai aspek legal dan good governance practice," kata Direktur TOP+, Dwi Santoso.

"Ke depan, kami akan menyelenggarakan event Talent Hunt dan juga turnamen berbasis komunitas yang menarget setidaknya 50 tim peserta dari seluruh Indonesia,” paparnya.

Dwi menambahkan, keputusan untuk melebarkan sayap ke bisnis esports adalah bagian dari strategi agar tetap relevan di kalangan generasi muda. Oleh karenanya, dari sekian banyak klub esport Indonesia, TOP+ memilih untuk berinvestasi pada GPX yang memiliki influence besar di kalangan generasi muda.

Baca juga:

Apa Kabar Neo, Trinity, dan Morpheus di Matrix 4?

Perusahaan Label Rekaman Ikut Mengembangkan Dunia Esports
Perusahaannya tengah mengarah ke sebuah transformasi. (Foto: Unsplash/ELLA DON)

"Banyak talenta baru yang tumbuh dengan melihat permainan Oura, Donkey, dan Marsha yang berkali-kali menang di liga esports dunia. Ketiga founders juga menyalurkan visi misi yang cocok dengan TOP+ lewat GPX, yaitu bisnis yang jujur dan talent oriented,” pungkasnya.

Dwu juga menyebut potensi bisnis esports sangat luas dan tidak terbatas pada kompetisi. Pendapatan dari esports saat ini terbagi ke dalam beberapa segmen, antara lain sponsor, iklan, merchandise, streaming, hak siar, dan publikasi.

CEO GPX, Eko 'Oura' Julianto pun mengapresiasi TOP+ atas investasi dan kerja sama yang dilakukan kedua belah pihak.

"Ke depan, harapannya tim GPX bisa semakin profesional dalam mengelola bisnis internal dan eksternal juga, tidak hanya sebagai pemain,” tutup Oura. (and)

Baca juga:

Trinity Akan Akhiri Seri Buku The Naked Traveler

#Esports
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.
Bagikan