Perundingan Damai Ukraina Rusia Akan Dilakukan di Istanbul

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Senin, 28 Maret 2022
Perundingan Damai Ukraina Rusia Akan Dilakukan di Istanbul
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bertemu dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan di Sochi, Rusia, 3 Mei 2017. (ANTARA/Reuters/Alexander Zemlianichenko/as)

MerahPutih.com - Hampir satu bulan perang antara Rusia dan Ukraina terus berlangsung. Beberapa kali pembicaraan damai belum menemukan titik temu antara dua negara bertetangga ini.

Rencananya, pembicaraan gencatan senjata atau damai antara Ukraina dan Rusia akan berlangsung di Turki pada 28-30 Maret ini.

Baca Juga:

Menlu Ukraina Bantah Ada Kemajuan Perundingan Damai dengan Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, sudah melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin lewat panggilan telepon pada Minggu (27/3).

Erdogan menekankan, pentingnya gencatan senjata dan kondisi kemanusiaan yang lebih baik menyusul invasi Moskow di Ukraina.

"Erdogan menggarisbawahi pentingnya gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, implementasi perdamaian dan perkembangan kondisi kemanusiaan di kawasan tersebut," kata kantor presiden Turki dalam sebuah pernyataan.

Kedua pemimpin itu setuju perundingan damai berikutnya antara Ukraina dan Rusia akan digelar di Istanbul.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu lewat percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, Turki menyadari kepercayaan dan tanggung jawabnya pada rencana pertemuan Ukraina dan Rusia di Istanbul.

Seorang warga berjalan dengan seorang anak melewati tank pasukan pro-Rusia selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, Ukraina, 18 Maret 2022. (ANTARA/Reuters/Alexander Ermochenko/as)
Seorang warga berjalan dengan seorang anak melewati tank pasukan pro-Rusia selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung, Ukraina, 18 Maret 2022. (ANTARA/Reuters/Alexander Ermochenko/as)

"Kami berharap agar pertemuan tersebut menghasilkan gencatan senjata dan membawa perdamaian," kata Cavusoglu di Twitter.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan, akan menjadi "kesalahan kolektif" jika tidak ada yang dilakukan untuk membantu warga sipil di kota Mariupol, Ukraina yang dikepung pasukan Rusia.

"Mariupol adalah sebuah contoh mencolok dari pengepungan militer, dan pengepungan militer adalah perang yang mengerikan karena penduduk sipil dibantai, dimusnahkan. Penderitaan yang mengerikan," kata Le Drian pada konferensi internasional Forum Doha.

Dia menambahkan bahwa momen untuk membantu warga sipil di Mariupol itulah yang sedang diusahakan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Dikutip Antara, Macron berusaha melakukan lebih banyak pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa hari mendatang tentang situasi di Ukraina dan inisiatif untuk membantu warga sipil meninggalkan Mariupol. (*)

Baca Juga:

Sidang Parlemen Dunia di Bali Sepakati Resolusi Damai Rusia - Ukraina

#Ukraina #Konflik Ukraina #Perang #Rusia
Bagikan
Bagikan