MerahPutih.com - Partai politik (parpol) diwanti-wanti untuk tidak menganggap remeh nama-nama yang muncul jelang kontestasi pesta demokrasi 2024 versi pilihan masyarakat. Apalagi, jika nama-nama capres-cawapres yang muncul itu berasal dari hasil survei temuan lembaga-lembaga survei yang kredibel.
“Nama-nama yang muncul dari temuan survei itulah yang mendapatkan dukungan publik secara luas,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadin, saat memaparkan hasil survei bertajuk ‘Isu-Isu Mutakhir dan Dinamika Elektoral Pasca-Batalnya Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20’ secara virtual, Rabu (19/4).
Baca Juga:
Survei Charta: Ridwan Kamil Cawapres Paling Disukai di Atas Sandiaga Uno dan AHY
Indikator Politik Indonesia sendiri telah menggelar survei pada rentang waktu 8-13 April 2023. Survei jejak pendapat melibatkan 1.212 responden melalui sambungan telepon, dengan tingkat kepercayaan survei mencapai 95 persen.
Temuan terbaru Indikator terkait kontestasi Pemilihan Presiden 2024, misalnya, dukungan masyarakat lebih mengarah kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Menurut Burhanuddin, dukungan untuk Prabowo kini mencapai 32,7 persen.
“Posisi kedua kini ditempati Ganjar Pranowo dengan 27,9 persen, menyusul Anies Baswedan dengan 22,2 persen,” imbuh dia.
Baca Juga:
Survei Capres 2024 Poltracking: Ganjar Teratas, Anies Salip Prabowo
Adapun, lanjut Burhanuddin berdasarkan hasil survei dalam bursa calon wakil presiden, selain Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno, nama Erick Thohir juga semakin menguat. Dukungan terhadap Erick Thohir pada simulasi calon wakil presiden, tampak sangat kuat dipengaruhi evaluasi kinerjanya terkait dengan isu Piala Dunia U-20.
“Bila itu (nama-nama versi publik) diabaikan partai politik, tidak didengar, maka partai makin tidak dipercaya publik karena tak mampu menangkap aspirasi rakyat melalui temuan-temuan survei akademik,” imbau peneliti senior itu.
Di sisi lain, Burhanuddin membenarkan jika partai memiliki hak konstitusi untuk mengusung atau mendukung calon presiden dan wakilnya. Namun, dia mengingatkan, tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik selama ini selalu rendah jika dibandingkan lembaga lain, sehingga menjadi pertaruhan tersendiri jika tetap mengabaikan capres-cawapres pilihan publik.
“Nama-nama yang muncul dari survei sebagai bentuk aspirasi dan dukungan publik harus menjadi konsen dan perhatian partai politik,” tandas Burhanuddin. (Asp)
Baca Juga
Sekjen NasDem Ungkap Kendala Safari Politik Anies Baswedan di Daerah