MerahPutih.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj mengukuhkan pengurus Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK). Organisasi ini terdiri dari organisasi Islam, PGI, KWI, organisasi keagamaan Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu.
Adapun organisasi yang tergabung dalam LPOK yakni Nahdlatul Ulama, PERSIS, Al Irsyad Al Islamiyah, Ittihadiyah, Perti, Mathla'ul Anwar, Az Zikra, Ikadi, Piti, Syarikat Islam indonesua, Al Washliyah, Persatuan Umat Islam, HBMI, Nahdlatul Wathan, PGI, KWI, Walubi, Permabudhi, PHDI dan Matakin.
Baca Juga:
Banyak Hari Besar Keagamaan Jatuh Tanggal 25 di 2020, Ini Pendapat Furi Harun
Dalam pengukuhan, ada tiga poin sikap yang dibacakan oleh pengurus LPOK.
Pertama, berjuang berupaya sekuat tenaga untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila (dan) UUD 1945.
Kedua, membangun budaya, martabat, kepribadian, jati diri, warga bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar, bangsa yang dihormati oleh seluruh dunia.
Ketiga, akan selalu bersilaturahim, berkumpul dalam satu wadah dengan penuh perbedaan masing-masing dengan semua toleransi, moderat, saling menghormati, Bhinneka Tunggal Ika.
LPOK dibentuk untuk memperkuat solidaritas antarumat beragama.
"Hari ini barangkali pertama kali ada organisasi besar persaudaraan di luar organisasi Islam, PGI, KWI, organisasi keagamaan Hindu, Budha, Kong Hu Cu, dalam rangka ingin memperkuat budaya indonesia, yaitu persatuan dan kesatuan, solidaritas sebagai bangsa, " ujar Said Aqil selaku Ketua LPOK, usai pengukuhan di Gedung PGI, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (11/1).

Said Aqil mengatakan, kerja sama antarumat beragama diharapkan bukan hanya sekadar menjaga toleransi.
"Kita punya agenda bersama, bukan agenda politik, tapi kerja sama ekonomi, koperasi, kesehatan. Misalkan, ada rumah sakit, pengurusnya ada NU, ada lainnya, ada Islam, Kristen, Katolik, dan sebagainya," kata Said Aqil.
Ke depannya, kerja sama diharapkan lebih diwujudkan untuk tolong-menolong di bidang non politik.
"Jadi jangan hanya ketika mau membangun gereja baru datang ke tokoh-tokoh agama. Persaudaraan dibangun sebelum ada kepentingan, sebelum ada krisis. Kalau sudah membangun koperasi, rumah sakit, toko, atau perusahaan bersama, sangat mudah mengatasi perbedaan," jelas Said Aqil.
Baca Juga:
Angkatan Muda Kristen Kecam Polisi yang Tangkap Aktivis Keberagaman Sudarto
Umat beragama diharapkan bisa saling tolong-menolong dalam berbagai aspek kehidupan.
"Persatuan dan kesatuan bangsa bukan hanya sekadar toleransi, tapi (juga) saling tolong-menolong dan bergotong-royong," ujar Said Aqil.
Ke depannya, kerja sama diharapkan lebih diwujudkan untuk tolong-menolong di bidang non politik.
"Kita punya agenda bersama, bukan agenda politik, tapi kerja sama ekonomi, koperasi, kesehatan. Misalkan, ada rumah sakit, pengurusnya ada NU, ada lainnya, ada Islam, Kristen, Katolik, dan sebagainya," kata Said Aqil.
Dia melanjutkan, bangsa Indonesia memiliki agenda bersama pembangunan di berbagai bidang.
Said Aqil menekankan, kerja sama antarumat beragama sebaiknya dibangun di berbagai bidang.
"Persaudaraan (sebaiknya) dibangun sebelum ada kepentingan, sebelum ada krisis sehingga nantinya mudah mengatasi perbedaan," tutur Said Aqil.
"Jangan hanya ketika mau membangun gereja lalu datang ke tokoh-tokoh agama. Kalau tidak ada kerja sama itu, ya susah, " tambah dia. (Knu)
Baca Juga:
Menteri Agama Minta Lulusan Madrasah Dibekali Penguasaan Bahasa Mandarin