MASIH ingatkah perasaan kembali ke sekolah? Gembira menyambut hari baru di sekolah dengan perlengkapan baru dan segudang cerita tentang liburan yang telah dilewati. Tapi ternyata tidak semua anak merasakan kegembiraan itu. Melansir dari laman Psychology Today, beberapa anak malah mengalami kecemasan, stres, dan canggung yang berlebihan.
Jadi, kembali ke sekolah bisa menjadi waktu yang menyenangkan namun menegangkan juga bagi anak-anak, berapa pun usianya. Tapi kamu tak perlu kuatir. Dengan bantuanmu, anak-anak akan dapat mengatasi masa transisi sulit ini. Kamu merupakan figur yang paling berpengaruh dalam kehidupan anakmu.
Berikut adalah lima hal sederhana yang dapat kamu lakukan untuk menyiapkan anakmu kembali ke sekolah.
Baca Juga:

Rutinitas
Idealnya, kamu harus meminta anak untuk menyesuaikan diri kembali ke rutinitas sekolah beberapa minggu sebelum sekolah benar-benar dimulai. Ini dapat menciptakan transisi yang jauh lebih mulus. Tanamkan kembali rutinitas yang konsisten seperti bangun lebih awal, berpakaian, menyikat gigi, waktu tidur, dan lainnya. Idealnya kedua orang tua harus bersama-sama berada diaturan yang sama dan telah dijadwalkan.
Aturan
Menetapkan dan menerapkan aturan yang adil dan konsekuensi yang wajar untuk perilaku buruk tidak membuat kamu menjadi orang tua yang jahat kok. Justru sebaliknya. Aturan dapat menjaga anak-anak tetap aman, sehat, dan fokus, dan konsekuensi yang tidak menarik (seperti kehilangan ponsel, video gim, atau hak istimewa TV untuk sementara) dapat memberikan motivasi yang kuat bagi anak untuk melakukan apa yang benar.
Aturan dan konsekuensi adalah alat pengasuhan yang kuat. Jika kamu tidak yakin bagaimana menetapkan aturan yang sesuai dengan usia dan konsekuensi yang masuk akal untuk tingkat kedewasaan anakmu, mencari referensi dan konsultasi pada ahlinya akan dapat membantu.
Sebelum sekolah dimulai, bicarakan dengan anak tentang aturan untuk tahun ajaran baru sekolah, termasuk aturan di rumah, jam malam, jam main dan sebagainya. Mintalah anakmu untuk mengulang kembali semua yang telah kamu aturkan sehingga kamu tahu bahwa mereka mengerti. Kemudian catat semua aturan tersebut secara tertulis.
Grafik
Membuat grafik perkembangan adalah teman terbaik orang tua. Catat tugas dan tanggung jawab anak kamu pada bagan dan letakkan disuatu tempat dimana semua orang dapat melihatnya, seperti di lemari es. Mintalah anakmu menandai tanggung jawab yang telah diselesaikan (merapikan kamar tidurnya, membuang sampah, menyelesaikan pekerjaan rumah tepat waktu, dll.) dengan tanda centang, stiker, atau bintang emas. Tinjau bagan anakmu setiap hari untuk memastikan bahwa dia berada di alur grafik yang benar.
Perilaku luar biasa yang melampaui batas dapat dihargai dengan perlakuan khusus, tetapi hindari menyuap anak untuk mematuhi aturan dasar (seperti kamu dapat makan es krim nanti jika sudah mengerjakan pekerjaan rumah sekarang). Menyuap bukanlah pelajaran yang baik untuk menegakkan. Jangan ajari anakmu bahwa hadiah ada hanya untuk menutupi dasar-dasarnya.
Baca Juga:

Pemodelan peran
Sebagai orang tua, kamu perlu mengatur standar, mengatur nada, dan memimpin. Anakmu mencari petunjuk tentang bagaimana berperilaku. Jadi, jika kamu ingin anak menikmati ajaran baru sekolah yang bahagia, sehat, dan rendah stres, itu berarti kamu juga harus menjaga diri sendiri dengan baik.
Pastikan kamu menghargai waktu tidur sendiri, makan makanan bergizi, berolahraga (tanpa menggerutu) dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga tingkat stresmu tetap terkendali.
Jika kamu menghadapi emosi negatif yang terpendam (kesedihan, kemarahan, pengkhianatan, kekecewaan) memukul karung tinju di gym, atau melakukan ritual pilihan untuk menghilangkan stres. Melepaskan emosi yang terpendam dengan cara ini dapat membantu mencegah episode ledakan yang tidak menyenangkan di depan anak.
Tingkat kecemasan dan stres anakmu adalah cerminan dirimu sendiri, jadi jagalah diri dengan baik agar kamu bisa menjadi panutan yang tenang dan positif bagi si kecil.
Cinta
Tak perlu dikatakan, tetapi anakmu membutuhkan cinta tanpa syarat darimu. Sekali lagi, hindari mencoba menyuap anak dengan permen, mainan, dan suguhan khusus untuk mencoba meyakinkan mereka mengikuti aturan, mengerjakan pekerjaan rumah, bersikap baik di sekolah, atau menjadi lebih bahagia.
Alih-alih suap, beri anakmu banyak pelukan, kata-kata penyemangat, waktu berkualitas, dan perhatian penuh. Fokus pada cinta bukan barang.
Ketika anak-anak merasa aman pada orang tua mereka, merasa dicintai, mereka cenderung lebih sukses, percaya diri dan bertanggung jawab di sekolah dan di rumah. Selain itu, anak cenderung lebih baik di kemudian hari dalam kehidupan dewasa mereka. Jadi jangan ragu untuk tuangkan cintamu. Tidak akan ada kata cukup untuk rasa cinta pada anakmu. (DGS)
Baca Juga: