BAGI para pencinta buku, Jakarta punya segalanya. Toko buku besar, toko buku indie, pasar buku bekas, penjual buku import, dan bahkan festival literasi internasional. Kamu juga tidak perlu menunggu setahun untuk mendatangi festival literasi berikutnya. Ada banyak festival literasi dan bazar buku yang diselengarakan dalam setahun.
Selain itu, harga buku pun relatif lebih murah dibandingkan di Indonesia Tengah dan Timur. Hampir semua penerbit dan percetakan besar ada di Jakarta. Dan, pada hampir semua barcode buku ada harga khusus yang lebih mahal bagi pembaca di luar Pulau Jawa.
Baca Juga:
Perut Mulas di Toko Buku? Mungkin Kamu Mengalami Fenomena Mariko Aoki
Dari semua kenyamanan yang bisa diperoleh pencinta buku di Jakarta, yang paling menggembirakan tentunya adalah banyaknya perpustakaan yang ada di Jakarta.
Perpustakaan Erasmus Huis

Tampilan perpustakaan ini sangat modern tapi tetap nyaman untuk membaca, bekerja atau bertemu rekan kerja atau teman. Berada di pusat kebudayaan Belanda, Erasmus Huis, tempat ini memiliki keamanan ekstra seperti layaknya bangunan diplomatik.
Namun, jangan ragu untuk sekadar mengunjungi perpustakaan yang memiliki koleksi sekitar 15 ribu buku, surat kabar, dan majalah. Selain para petugas di sana ramah, Erasmus Huis juga sering dikujungi warga Jakarta karena menyelenggarakan kursus Bahasa Belanda dan berbagai acara kebudayaan yang terbuka untuk umum.
Tentunya di sini ada berbagai literatur Belanda tapi kamu juga dapat menemukan buku-buku tentang sejarah Indonesia, serta seni dan budaya Belanda dan Indonesia. Ada pula buku anak-anak dan beberapa buku bahasa Inggris dan Indonesia.
Sebelum kamu dapat meminjam buku, tentunya harus menjadi anggota perpustakaan. Kamu dapat datang langsung dan menemui pustakawan Rina Tjokorde yang telah merawat perpustakaan ini selama 33 tahun terakhir.
"Pengaturan baru perpustakaan ini membuat orang lebih dekat. Orang bisa berdiskusi, menggunakannya sebagai tempat pertemuan, atau sekadar datang ke sini sendiri untuk menjelajahi koleksi dan bersantai di pojok baca," ujar Rina di situs Erasmus Huis.
Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta

Perpustakaan ini berada dalam kompleks Taman Ismail Marzuki dan lebih dikenal dengan Perpustakaan Cikini. Bangunannya terbagi menjadi tiga lantai, di mana lantai pertama adalah perpustakaan umum, lengkap dengan komputer dan buku-buku umum yang tersusun rapi di setiap rak.
Lantai dua adalah area yang didedikasikan untuk buku-buku anak, sekaligus area bermain (maksimal usia 5 tahun). Lantai ini dilengkapi dengan berbagai mainan edukatif seperti balok dan puzzle. Untuk lantai paling atas, berisi buku-buku referensi yang koleksinya tidak untuk dipinjam, melainkan hanya dibaca di tempat. Kamu dapat menemukan fasilitas lain yang dapat menambah kenyamanan, yaitu nursing room, musala, dan juga toilet di setiap lantai.
Jika kamu ingin jadi anggota, cukup menyerahkan fotokopi KTP dan foto 2x3cm sebanyak 1 lembar. Kamu bisa terdaftar untuk jangka waktu 1 tahun dan sebagai anggota, kamu bisa meminjam buku maksimum 2 buku.
Perpustakaan Kemendikbud

Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini merupakan perpustakaan utama di kompleks kantor Kemendikbud yang dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan Nasional pada 29 November 2004.
Perpustakaan yang ada di Jalan Sudirman ini menyediakan akses informasi dan pengetahuan yang lengkap, baik dalam bentuk koleksi tercetak maupun digital. Dengan keunggulan lokasi yang strategis dan nyaman, Perpustakaan Kemendikbud juga merupakan tempat aktifitas berbagai komunitas pendidikan dan kebudayaan dalam menyelenggarakan berbagai acara dan kegiatan secara rutin.
Pengelolaan Perpustakaan Kemendikbud dilaksanakan sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Khusus, dimana pada tahun 2017 Perpustakaan Kemendikbud telah mendapatkan Akreditasi A oleh Perpustakaan Nasional RI.
Perpustakaan ini dikelola secara profesional dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam menunjang pelayanan kepada pemustaka. Perpustakaan berupaya meningkatkan kualitas pelayanan dengan selalu memperbaharui koleksi dan layanan sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan arah kebijakan Kemendikbud.
Baca Juga:
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin

Tidak lengkap rasanya berbicara tentang perpustakaan jika tidak menyebut PDS H.B. Jassin. Di tempat inilah kamu bisa mendapatkan berbagai dokumentasi sastra Indonesia klasik yang terkenal. Bukan hanya buku, ada pula koleksi majalah dan koran-koran lama yang dapat memperkaya wawasan dan penelitian kamu.
Sebelum berbentuk lembaga, Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) H.B. Jassin awalnya adalah dokumentasi sastra milik Hans Bague Jassin pribadi, yang bermula dari kegiatan hobi Jassin sejak tahun yang dengan tekun mengumpulkan antara lain: buku harian, tulisan-tulisan beliau dalam media massa, maupun surat-surat dan foto pribadi.
Atas prakarsa Ajip Rosidi dan beberapa tokoh lainnya yang difasilitasi oleh Letjen Ali Sadikin (Gubernur DKI saat itu), dibentuklah Yayasan Dokumentasi Sastra H.B. Jassin pada tanggal 28 Juni 1976. Kemudian pada tanggal 30 Mei 1977, Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin diresmikan oleh Letjen Ali Sadikin.
Mulai saat itulah, semua dokumen sastra H.B. Jassin yang berada di berbagai tempat disimpan dan dikumpulkan pada satu tempat yang berlokasi di Taman Ismail Marzuki dan dikelola oleh Yayasan Dokumentasi Sastra H.B. Jassin ini.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Inilah perpustakaan terbesar dan termegah yang ada di Indonesia. Terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan, dikatakan bahwa gedung 24 lantai ini merupakan gedung tertinggi di dunia untuk kategori perpustakaan. Gedung ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 14 September 2017. Sebelumnya gedung tersebut hanya hanya tiga lantai.
Dibangun di atas lahan seluas 11.975 meter persegi dengan luas bangunan 50.917 meter persegi, gedung perpustakaan ini dirancang dengan konsep green building. Fasilitas layanan perpustakaan merupakan perpaduan layanan inklusif, diversifikasi layanan, berbasis komunitas yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Layanan inklusif didesain untuk melayani penyandang disabilitas dari segi sarana prasarana, koleksi, maupun ruangan khusus bagi disabilitas tuna netra.
Perpustakaan ini memiliki area baca anak-anak didesain secara apik, menarik dan penuh warna. Lukisan mural yang diambil dari cerita rakyat menghiasi pilar-pilar di area baca tersebut. Ruangan ini juga memiliki ruang khusus laktasi sehingga para ibu tidak perlu kuatir saat mendampingi buah hatinya. Sedangkan, bagi para pengunjung lansia diberikan pelayanan khusus, termasuk koleksi maupun petugas yang mendampinginya. (aru)
Baca Juga:
Punya Banyak Buku Tapi Tak Pernah Dibaca? Mungkin Kamu Mengalami Tsundoku