Musik

Perona Lahir dari Kungkungan Pandemi

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 21 April 2021
Perona Lahir dari Kungkungan Pandemi
Perona terbentuk di tengah hiruk pikuk pandemi. (Foto: ist)

BERAWAL dari ngalor-ngidul melepas rindu hingga bertemu fajar, terbentuklah sebuah band bernama Perona. Lahir dari kombinasi kebosanan akut akibat kurungan jeruji pandemi. Ditambah dengan hasrat bermain yang meluap setelah terhentinya dunia pertunjukan musik.

Pada pertengahan 2020, Perona hadir beranggotakan empat personel, dan tiga personel masih aktif sebagai member Payung Teduh sampai sekarang. Yakni Alejandro Saksakame (drum), Marsya Ditia (vokal), dan Pandji Putranda (key), dan posisi bass diisi oleh Ryan Ramone.

Baca Juga:

Kobe Rilis Single Religi Pertama Berjudul ‘Tunjukkan JalanMu’

musik
Single perdana berjudul 'Warna'. (Foto: instagram@peronamusik)

Namun, ketika satu tahun berlalu, terciptalah beberapa lagu dan salah satunya menjadi single perdana Perona berjudul Warna.

“Warna adalah serenade untuk mengenang kembali rutinitas kami di tahun-tahun silam. Ketika hingar-bingar panggung tidak pernah absen mengisi kekosongan tiap akhir pekan. Ketika kami masih mudah meluangkan waktu untuk sekadar latihan bersama dan ketika hari-hari belum terasa hitam putih, seperti sekarang,” ucap Perona yang bercerita tentang inspirasi dari single perdananya.

Nuansa nyaman yang disajikan ditemani dentingan suara kibor dan instrumen lainnya, menambah musik dari Perona semakin enak untuk didengar. Terdengar seperti bossa nova dengan gabungan jazz lembut mungkin bisa terwakilkan pada single perdana dari Perona.

“Tapi toh akhirnya kami mengambil instrumen masing-masing. Meski hal itu bukan agenda utama, kami tetap menyempatkan diri dari hitungan jam sampai bersama membunyikan instrumen hingga pagi datang. Sementara tulisan-tulisan yang diharapkan menjadi lirik mulai tergoreskan,” ungkap Perona dalam keterangan resmi yang diterima Merah Putih.

Baca Juga:

Indonesia Raja 2021 Resmi Diluncurkan untuk Distribusi Nasional

musik
Artwork single 'Warna'. (Foto: ist)

Seperti yang dialami oleh kebanyakan orang, pandemi tak ubahnya mimpi buruk bagi para pegiat industri musik. Begitu pun dengan para personel Perona yang ‘dipaksa’ berhenti atas nama protokol kesehatan dan metode prevensi penularan.

Proses kreatif yang dilalui oleh masing-masing personel Perona terbilang sederhana. Mereka hanya ingin menciptakan lagu yang memang apa yang ada dipikiran. “Dan kami senang mendengarkan lagu dari bermacam varian, lagu-lagu Perona pun bisa dipastikan akan sangat beragam. Genre bukan patokan kami selama kami senang memainkan dan mendengarkannya,” jelasnya.

Perona baru saja memulai perjalanannya dan mungkin bisa menjadi suatu yang besar untuk industri musik Indonesia. (far)

Baca Juga:

Pusakata Kupas Makna Mendalam dari Single 'Ruang Tunggu'

#Musik #Musik Pop
Bagikan
Ditulis Oleh

Febrian Adi

part-time music enthusiast. full-time human.
Bagikan