Perlu Tahu nih, 7 Fakta Menarik tentang Karantina

Dwi AstariniDwi Astarini - Minggu, 03 Mei 2020
Perlu Tahu nih, 7 Fakta Menarik tentang Karantina
Masa isolasi tak selalu kelam. (foto: pixabay/ enriquelopezgarre)

SAAT COVID-19 ini menyebar, banyak negara yang menerapkan lockdown. Memang karantina wilayah membuat pergerakan terbatas dan sulit untuk produktif. Namun, beberapa orang berkembang selama karantina ini.

Seperti dilansir laman Interestingengineering, masa isolasi dan karantina punya cerita tersendiri. Malah sejumlah hal hebat lahir di masa isolasi.

Baca Juga: Kiat Efektif untuk Para Guru dalam Memberikan Tugas Sekolah selama PSBB


1. Issac Newton Mengubah Pemahaman Kita Tentang Alam Semesta

alam semesta
Issac Newton Mengubah Pemahaman kita tentang alam semesta.(Foto: pexels - Rakicevic Nenad)

Saat wabah besar melanda London pada 1665, Issac Newton ialah mahasiswa di Trinity College, Cambridge. Saat umur 23 tahun, ia mundur dari peternakan keluarganya yang berada di Woolsthorpe Manor. Jauhnya sekitar 60 mil dari Cambridge.

Ia belajar tentang optik dan mengatakan bahwa cahya putih terdiri dari semua komponen spektrum. Penemuan itu merupakan bagian integral dari pemahaman kita tentang planet dan bintang. Penemuan itu memicu kelahiran spektroskopi astronomi.


2. Teori Gravitasi Lahir Saat Isolasi

gravitasi
Teori Grativitas Lahir saat masa isolasi.(foto:pixabay -Bluebudgies)

Siapa sangka teori gravitasi Issac Newton juga ditemukan di Woolsthorpe Manor. Pohon apel berusia 400 tahun dan paling terkenal telah mengilhami Newton untuk mengajukan pertanyaan, 'kenapa apel selalu jatuh lurus ke tanah?'.


3. Karantina Pertama Kali Disebut 'Trentino'

isolasi
Karantina pertama Kali disebut Trentino. (Foto:pixabay -Dietericho01)

Pada 1348, terjadi wabah bubonik yang menyebar melalui kota besar di Eropa, termasuk Venesia dan Milan. Dokumen sejarah juga mengatakan kota pelabuhan Ragusa--yang saat ini dikenal sebagai Dubvronik--mengesahkan legislasi untuk isolasi. Pada 1377 memerlukan kapal yang masuk wajib diam di jangkar selama 30 hari sebelum semua orang diizinkan untuk turun. Ragusa saat itu di bawah kekuasaan Italia. Periode 30 hari di atas kapal itu dikenal sebagai 'Trentino' dalam bahasa Italia.


4. Karantina 40 Hari untuk Alasan Keagamaan

karantina
Karantina diperpanjang 40 hari untuk alasan keagamaan.(Foto: Pixabay - Geralt)

Istilah 'karantina' berasal dari Italia, quaranta giorni. Masa itu berlangsung selama 40 hari. Menurut sejarawan, setelah dekrit 'Trentino' di Ragusa, dokter dan pejabat diberi kewenangan untuk memperpanjang periode isolasi lebih lama jika hal tersebut dianggap perlu.

Karantina 40 hari itu menjadi norma karena signifikansi keagamaannya, yakni saat Yesus berpuasa di Padang belantara selama 40 hari. Bahkan banjir Nuh yang ada di alkitab disebabkan hujan yang berlangsung selama 40 hari dan 40 malam.


5. Salah Satu Novel Fiksi Ilmiah Paling Terkenal Ditulis saat Masa Isolasi

isolasi
Buku paling terkenal yang ditulis penulis selama masa isolasi.(foto: Barnes & Noble)

Selama epidemi kolera yang menyebar pada banyak negara, termasuk Inggris pada 1816, Mary Shelley dan suami barunya, Percy Bysshe Shelley, memutuskan untuk pergi mengisolasi diri dari penyakit mematikan.

Saat mengisolasi diri, mereka membaca dua cerita horor untuk menghabiskan waktu dan mengarah ke kelahiran novel horor gothic klasik Frankenstein.


6. Toronto Alami Kuasi-Karantina Selama Wabah SARS

isolasi
Toronto ditempatkan dibawah kuasi-karantina selama wabah SARS.(Foto - Torontosun.com)

Kota Toronto di Kanada menjalani kuasi-karantina setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan daftar tiga tujuan yang harus dihindari karena SARS. The Independent melaporkan hal itu pada 2003. WHO merekomendasikan orang berencana melakukan perjalanan ke tujuan ini untuk mempertimbangkan atau menundanya, kecuali kalau perjalanan itu penting.


7. Efektivitas Karantina Diperdebatkan

karantina
Efektivitas Karantina Diperdebatkan selama bertahun-tahun. (Foto:pexels - Andrea Piacquadio)

Karantina ditujukan memutus penyebaran infeksi dari satu orang ke orang lainnya. Sebuah studi di 2004 mengatakan enggak seharusnya seseorang di karantina untuk SARS di Kanada. Sebaliknya, negara harus fokus pada pelacakan kontak.(bfm)

Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan